Pusat perbelanjaan di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, dipadati pembeli saat menjelang Lebaran 2021. Para pengunjung terlihat abai terhadap protokol kesehatan (prokes).
Pantauan di Mal Ramayana Kudus, Jumat (7/5), sekitar pukul 17.00 WIB, pusat perbelanjaan ini ramai pengunjung. Terlihat pengunjung tidak menerapkan protokol kesehatan, salah satunya menjaga jarak.
Para pengunjung ini tampak berjubel di lokasi pakaian. Meski banyak yang memakai masker, mereka masih mengabaikan jaga jarak. Sementara itu terdengar beberapa kali petugas mengingatkan pengunjung untuk memakai masker dan menjaga jarak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bupati Kudus HM Hartopo bersama Forkopimda melakukan pemantauan di sejumlah pusat perbelanjaan di Kudus. Tampak Hartopo pun marah-marah karena pengunjung abai protokol kesehatan.
"Kemarin (Mal Ramayana) sudah saya ingatkan, ke sana sudah saya ingatkan masalah satgas. Ini tadi satgas ternyata tidak dilakukan dengan baik. Maka dari itu kalau seperti itu lagi akan kita tutup nanti," kata Hartopo selepas meninjau di Mal Kudus, Jumat (7/5/2021).
Hartopo mengatakan mal lainnya yang ada di Kudus sudah menerapkan protokol kesehatan secara baik. Dia pun mengingatkan agar pusat perbelanjaan menerapkan prokes secara ketat, dan mengingatkan sanksi penutupan jika tidak menjalankan prokes.
"Temuan yang lain, Mal Matahari sama Ada baik-baik saja. Sanksi memang otomatis nanti kalau ada yang bandel kita tutup nanti. Manajemen bisa evaluasi lagi di era pandemi seperti ini. Kalau tidak era pandemi silakan," tegas Hartopo.
![]() |
Dia mengatakan menjelang Lebaran banyak masyarakat yang berkunjung ke pusat perbelanjaan di Kudus. Para pengunjung ini tak hanya warga Kudus melainkan warga sekitar di luar Kudus.
"Biasanya hari raya THR banyak yang sudah turun ya, masyarakat mudik atau yang lokal sendiri. Banyak yang menyerbu untuk mencari pakaian. Karena untuk Idul Fitri nanti," jelasnya.
"Harapan kami kita ada manajemen khusus terkait dengan di mal ini. Pembagian satgas, ada satgas di luar ada satgas di dalam. Kalau terjadi kerumunan harus bisa mengurai. Kalau tidak pakai masker dibenahi dengan baik. Ketika kapasitas dipenuhi di dalam harus ada koordinasi yang baik. Jangan sampai memasukkan pembeli dari luar. Tujuannya tidak berkerumun," pungkas Hartopo.
(ams/rih)