"Kita ingetin aja deh, Pati itu gara-gara mudik, buat acara ketularan semua lho. Saya ingetin ini," kata Ganjar di kantornya, Jalan Pahlawan, Semarang, Jumat (30/4/2021).
Ganjar pun meminta masyarakat bersabar untuk tidak mudik. Jika terpaksa mudik, Ganjar meminta warganya untuk mengikuti regulasi yang ada.
"Ayo kita jaga diri tidak pulang, kalau ada yang terpaksa silakan ikuti aturannya," tegas Ganjar.
Ganjar kembali menegaskan tidak ada dispensasi mudik, termasuk untuk para santri. Namun, jika terpaksa mudik, Ganjar minta ketentuan yang ada diikuti.
"Kalau soal prioritas tidak ada, sama semuanya. Jadi di mata hukum sama ya aturan sama, kecuali yang diizinkan sesuai regulasi," katanya.
Ganjar menambahkan beberapa waktu terakhir justru banyak kendaraan yang ke luar dari Jawa Tengah. Dia meminta warganya agar menaati larangan mudik pemerintah.
"Ketika di luar waktunya yang dilarang ya tidak apa-apa. Yang penting pertanyaannya ini, kamu punya surat tidak, kamu cek kesehatan tidak, sudah tes belum, yang dibutuhkan kan ini. Kalau semua bisa ikuti aturan kan sebenarnya tidak perlu ketat-ketat. Tapi problemnya semua atau sebagian tidak taat, kan bahaya, nular. Kejadian di Pati ini jadi perhatian saya, itu dari mudik, ngundang wong semua kumpul," tegasnya.
Sebelumnya diberitakan, tercatat per Kamis (22/4), ada 37 warga Desa Kuryokalangan, Kecamatan Gabus, Kabupaten Pati, Jawa Tengah dinyatakan positif virus Corona usai menghadiri acara manaqiban. Kasus ini terungkap setelah tuan rumah acara tersebut yang baru pulang dari Jakarta ternyata diketahui positif Corona.
Begitu mengetahui tuan rumah yang menyelenggarakan hajatan tersebut positif virus Corona, Dinkes Kabupaten Pati lalu menggelar tracing.
"Dan hasilnya setelah di-swab, 37 orang warga Desa Kuryokalangan yang menghadiri manaqib tetangganya itu positif COVID-19," ata Bupati Pati Haryanto kepada wartawan, Kamis (22/4).
Tonton juga Video: Perantau Curi Start Mudik di Pelabuhan Merak
(ams/sip)