.webp)
Sebuah Al-Qur'an peninggalan Pangeran Diponegoro masih tersimpan rapi di Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Falah, Desa Menoreh, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Al-Qur'an yang telah berusia ratusan tahun ini merupakan hasil tulisan tangan Pangeran Diponegoro.
"Al-Qur'an ini peninggalan Pangeran Diponegoro. Ini asli tulisan tangan, sampulnya kemungkinan dari kulit sapi," kata Sekretaris Takmir Masjid Langgar Agung Ma'mun Hidayat saat berbincang di lokasi, Rabu (21/4/2021).
Al-Qur'an peninggalan Pangeran Diponegoro itu memiliki tebal sekitar 15 sentimeter itu bersampul dari kulit sapi. Untuk membuka Al-Qur'an itu pun harus berhati-hati. Sebab lembaran kertasnya sudah rapuh termakan usia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya menyimpan Al-Qur'an bertuliskan tangan, masjid ini dulunya berupa surau yang dipakai Pangeran Diponegoro untuk berdakwah. Ponpes yang berada di area Masjid Langgar Agung itu pun menyimpan jejak dakwah Pangeran Diponegoro.
"Peninggalan Pangeran Diponegoro di sini dulunya surau, Al-Qur'an dan kitab," ujarnya.
Uniknya lagi, Masjid Langgar Agung ini masih menggunakan jam bencet atau jam matahari sebagai penunjuk waktu sholat. Jam bencet ini berada di depan Masjid Langgar Agung dan masih digunakan hingga saat ini.
"Jam masih dipakai," ujar Ma'mun.
 Masjid Langgar Agung Magelang menyimpan Al-Qur'an bertuliskan tangan Pangeran Diponegoro. Penampakan Al-Qur'an yang ditulis tangan oleh Pangeran Diponegoro sudah tampak rapuh dan kertasnya menguning (Foto: Eko Susanto/detikcom) |
Ma'mun mengatakan dulunya Pangeran Diponegoro melakukan mujahadah di lokasi tempat imam memimpin sholat saat ini. Bangunan masjid itu pun diakuinya sudah banyak mendapatkan renovasi dari bentuk semula.
"Bangunan ini cagar budaya. Untuk itu, akhirnya ditambahi bangunan di luar tahun 2017-2018," ujarnya.
(ams/mbr)
