Seorang imam salat tarawih di masjid Sapen, Kecamatan Manisrenggo, Klaten, positif virus Corona dan belasan jemaahnya dites antigen. Hasilnya, lima orang jemaah yang juga merupakan keluarga dari imam tersebut positif Corona.
"Ya ini masuk kategori klaster. Dari laporan terakhir ada tambahan lima orang yang di-swab hasilnya positif," ungkap Tim Ahli Satgas Percepatan Pengendalian COVID-19 Kabupaten Klaten dokter Roni Roekmito pada detikcom di kantor Pemkab Klaten, Kamis (22/4/2021).
Roni menjelaskan tambahan kasus itu berasal dari hasil tracing dan swab sebelumnya kepada 16 orang jemaah. Lima orang kasus baru itu merupakan anggota keluarga imam masjid.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lima yang positif itu adalah dari 16 kontak erat kemarin. Dan lima orang tersebut adalah keluarga dari imam. Kebetulan mereka itu juga jemaah masjid," lanjut Roni.
Dengan kejadian itu, imbuh Roni, masyarakat diminta tetap mematuhi protokol kesehatan dalam setiap aktivitas. Sesuai surat edaran PPKM mikro ibadah diizinkan dengan kapasitas 50 persen dari daya tampung.
"Sesuai dengan ketentuan, kapasitas tempat ibadah diisi 50 persen. Bagi yang mempunyai gejala panas, batuk bisa tidak ke masjid dahulu dan prokes tetap harus dilakukan di dalam masjid," sambung Roni.
Ketua Satgas Percepatan Pengendalian COVID-19 Kecamatan Manisrenggo, Raharjo Budi Setiyono, menjelaskan lima kasus positif baru adalah keluarga imam.
"Lima orang itu bukan tambahan kasus baru. Itu bagian dari 16 orang yang diswab dan hasilnya keluar hari ini," papar Raharjo di Pemkab.
Menurut Raharjo, satgas kecamatan dan desa telah melakukan langkah antisipasi. Satgas bersama tim Jogo Tonggo RT RW diminta memantau ketat setiap perkembangan.
"Kita bersama Jogo Tonggo. Itu yang banyak di Kadus 2 sehingga sudah saya mohon tokoh masyarakat, perawat dan warga ikut aktif, kita memantau ketat," kata Raharjo.
Dia memerinci jemaah yang satu rumah dengan imam terdiri dari lima orang.
"Lainnya warga biasa tidak ada hubungannya dengan imam. Totalnya jemaah berasal dari empat rumah," lanjut Raharjo.
Sejauh ini, imbuh Raharjo, belum diketahui dari mana imam tarawih itu terpapar Corona. Namun imam itu diketahui memiliki mobilitas tinggi.
"Yang bersangkutan mobilitas tinggi dan tokoh ormas kecamatan. Sebelumnya sempat gotong royong membangun gedung di lain desa, lalu sakit diperiksa di Puskesmas," sambung Raharjo.
Seorang warga setempat, Totok, menambahkan buntut dari enam kasus Corona ini, masjid tersebut ditutup selama tiga hari.
"Masjid ditutup selama tiga hari sampai tanggal 24 April perintah pak Kades. Tidak boleh ada aktivitas dan sudah ditempel pengumuman dalam rangka sterilisasi," ujarnya.
(sip/rih)