Disdik Solo Tepis Gibran soal Guru-guru di 2 Sekolah Tolak Vaksinasi

ADVERTISEMENT

Disdik Solo Tepis Gibran soal Guru-guru di 2 Sekolah Tolak Vaksinasi

Ari Purnomo - detikNews
Jumat, 16 Apr 2021 14:37 WIB
A health care professional prepares a Pfizer-BioNTech COVID-19 vaccine at Sheba Tel Hashomer Hospital in Ramat Gan, Israel, Tuesday, Jan. 12, 2021. Israel has struck a deal with Pfizer, promising to share vast troves of medical data with the drugmaker in exchange for the continued flow of its COVID-19 vaccine. Critics say the deal is raising major ethical concerns, including possible privacy violations and a deepening of the global divide between wealthy countries and poorer populations, including Palestinians in the occupied West Bank and Gaza, who face long waits to be inoculated. (AP Photo/Oded Balilty)
Ilustrasi vaksinasi. (Foto: AP/Oded Balilty)
Solo -

Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Solo tepis pernyataan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka soal ada guru-guru di 2 sekolah yang tolak vaksinasi Corona atau COVID-19. Disdik menyebut dua sekolah itu hanya terlambat menyampaikan laporan pelaksanaan vaksinasi.

"Ora enek (tidak ada) yang tidak mau divaksin tidak ada, kemarin belum memberikan laporan saja," kata Kepala Disdik Solo Etty Retnowati saat dihubungi detikcom, Jumat (16/4/2021).

Etty menjelaskan untuk mengetahui jumlah guru yang sudah divaksin maka diperlukan laporan. Dan sampai dengan hari terakhir dua sekolah tersebut memang belum memberikan laporannya.

"Sampai detik terakhir laporan belum masuk, tapi (sekarang) laporannya sudah masuk. Ya sudah ada guru yang divaksin," tuturnya.

Dua sekolah yang terlambat memberikan laporan tersebut ada guru di tingkat sekolah dasar (SD). Hanya saja Etty enggan mengungkapkan nama SD tersebut.

"Kemarin kan kita deadline untuk laporan harus sudah masuk jam berapa gitu, dan hari itu tidak masuk sampai kita laporkan kepada wali kota," urainya.

Etty memastikan, tidak ada penolakan vaksin dari pihak sekolah. Mengingat, vaksin Corona menjadi syarat untuk mengadakan pembelajaran tatap muka (PTM) yang rencananya akan dimulai Juli nanti.

Sehingga, jika ada pihak sekolah yang menolak untuk divaksinasi maka tidak diizinkan menggelar PTM.

"Sudah clear semua, tidak ada yang tidak mau divaksin. Vaksin menjadi syarat, PTM," ucapnya.

Etty juga menyampaikan, bahwa pihaknya ingin mempercepat vaksinasi bagi tenaga pengajar. Sampai saat ini vaksinasi untuk guru-guru tingkat SMP sudah mencapai 87 persen.

"Kalau untuk SD baru sekitar 40-an persen. Nanti kami kejar untuk SD dan PAUD, kalau ada jatah vaksin kami ajukan lagi," ucapnya.

Diberitakan sebelumnya, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengungkap guru di dua sekolah yang ada di wilayahnya menolak disuntik vaksin Corona atau COVID-19. Gibran mengungkap terkait penolakan itu, Pemkot Solo akan melakukan edukasi.

"Dari laporan, ada dua sekolah yang gurunya masih kurang berkenan divaksin," kata Gibran kepada wartawan, Jumat (16/4).

Gibran berharap, para guru tersebut bersedia untuk divaksin mengingat kegiatan belajar mengajar tatap muka akan digelar pada Juli 2021. Sebelum kegiatan tersebut dilakukan, lanjut Gibran, seluruh guru harus sudah divaksin.

"Ini menyangkut masa depan bangsa, sekolah kan isinya anak masa depan bangsa. Guru harus divaksin," urai Gibran.

"Kalau tidak mau divaksin, ya tidak usah PTM (pembelajaran tatap muka). (Sekolahnya mana) Ya ada lah, nanti kita tegasi," imbuhnya.

Lihat juga Video: Guru yang Sudah Divaksin Wajib Lakukan Sekolah Tatap Muka Terbatas

[Gambas:Video 20detik]



(rih/sip)


ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT