Uji coba Pembelajaran Tatap Muka (PTM) atau sekolah tatap muka di Jawa Tengah sudah dimulai. Beberapa peristiwa terjadi mulai dari siswa nekat berangkat karena bersemangat ingin sekolah padahal tidak masuk daftar uji coba hingga evaluasi terkait guru yang abai pada protokol kesehatan (prokes).
Di SMKN 7 Semarang, ada siswa dari delapan jurusan yang melakukan uji coba. Masing-masing jurusan menguji coba dengan satu kelas berisi 13 siswa. Ivan Ardra, salah seorang siswa, mengaku baru akrab dengan beberapa orang teman sekelasnya karena selama ini hanya bersua via daring. Saat bertemu saat uji coba sekolah tatap muka, mereka justru canggung dan berkenalan lagi
Kejadian berbeda di SMAN 3 Klaten, ada dua siswa yang tidak masuk daftar uji coba namun tetap ingin berangkat sekolah. Karena aturan yang ketat saat uji coba, maka dua siswa itu masih belum diperbolehkan mengikuti sekolah tatap muka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mungkin karena keduanya semangat segera ingin sekolah. Kalau siswa yang bertanya lewat ponsel masuk sekolah kapan juga ada," jelas Wakasek Humas SMAN 3 Klaten, Kusnadi Pudjianto, saat ditemui di Klaten, lokasi, Senin (5/4).
Masih di Klaten, MTsN 3 yang seharusnya ikut uji coba sekolah tatap muka terpaksa ditunda karena ada guru yang terpapar virus Corona. Kepala Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jateng wilayah V, Nasikin, mengatakan dari hasil koordinasi dengan dinas kesehatan, sekolah tatap muka di sekolah itu akhirnya ditunda.
Pihak Kemenag Klaten membenarkan bahwa MTsN 3 Klaten yang berlokasi di Prambanan batal menggelar sekolah tatap muka karena terdapat guru yang positif Corona sejak tanggal 31 Maret. Guru berinisial D itu masuk terakhir tanggal 24 Maret, positif 31 Maret.
"Ditunda karena ada satu guru yang positif, hari ini dilakukan swab. Hasil koordinasi dengan Dinas Kesehatan, Satgas dan lainnya ditunda, bukan batal," papar Kasi Pendidikan Madrasah Kantor Kemenag Kabupaten Klaten, Bakri, kepada detikcom di kantornya.
Lain di Klaten, lain pula di Solo. Aturan dalam uji coba sekolah tatap muka cukup ketat dengan mulai dari izin orang tua, seleksi siswa yang diminta berangkat lewat beberapa kriteria, kemudian patuh protokol kesehatan, bahkan sampai cara berangkat dan pulang sekolahnya. Namun di SMAN 1 Solo ternyata masih ada siswa yang pulang naik kendaraan ojek online, padahal tidak diperkenankan untuk naik kendaraan umum. Guru menilai bisa jadi siswa naik ojol karena orangtuanya tak bisa menjemput. Sekolah melaporkan kondisi ini kepada Dinas Pendidikan.
Sementara itu Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo malah menemukan guru yang tidak taat prokes saat melakukan sidak di SMAN 4 Semarang dan SMAN 1 Ungaran Kabupaten Semarang. Kelalaian prokes yang dilakukan guru antara lain tidak jaga jarak dan memberikan ponsel kepada siswa untuk berfoto.
"Ini bagian dari kedisiplinan yang simpel tapi ini serius. Sayangnya teman-teman tidak ada yang aware dan tidak peduli," kata Ganjar dalam keterangan tertulis kepada wartawan, Senin (5/4).
(sip/sip)