Fraksi PDIP DPR Bersiap Menolak Impor Beras!

Fraksi PDIP DPR Bersiap Menolak Impor Beras!

Angling Adhitya Purbaya - detikNews
Selasa, 23 Mar 2021 21:00 WIB
Pemerintah berencana impor beras 1 juta ton. Dirut Perum Bulog Budi Waseso pun buka-bukaan soal kondisi ratusan ribu ton beras impor yang belum terpakai.
Ilustrasi beras. (Foto: Pradita Utama)
Semarang -

Fraksi PDI Perjuangan (PDIP) di DPR RI menolak adanya wacana impor beras. Terlebih lagi wacana itu muncul saat panen raya.

Sekretaris Fraksi PDIP DPR RI Bambang Wuryanto mengatakan saat ini Jawa Tengah masih surplus dan ada panen raya secara nasional kemudian muncul wacana impor 1 juta ton beras. Ia menegaskan hal itu akan ditolak.

"Untuk Jateng itu surplus beras, kalau nasional hari ini sedang panen raya," kata Bambang di Hotel Patra Semarang, Selasa (23/3/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menegaskan Fraksi PDIP di DPR RI akan memberikan pernyataan menolak impor beras. Penolakan akan dilakukan dari Komisi IV dan VI.

"Fraksi PDI Perjuangan akan statement menolak impor beras, di Komisi IV dan Komisi VI. Komisi IV terkait produksinya, sedangkan Komisi VI menyangkut perdagangannya," ujar pria yang akrab disapa Bambang Pacul itu.

ADVERTISEMENT

Diberitakan sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi sudah menjelaskan perihal wacana impor 1 juta ton beras. Ia menjelaskan niatnya bukan menghancurkan harga di petani, tapi ingin menjaga harga beras di pasaran, sebab ada kekhawatiran, Perum Bulog bakal kesulitan memenuhi target cadangan beras 1-1,5 juta ton setahun mengingat masa panen raya kali ini masih sering diselingi musim hujan, membuat banyak gabah basah. Akhirnya tidak bisa disimpan jadi cadangan di Perum Bulog.

"Saya ingin pastikan hari ini belum ada impor, tidak akan menghancurkan harga beras petani dan saya jamin tidak ada niatan pemerintah hancurkan harga petani. Yang ada sekarang gabah basah, gabah nggak bisa dibeli Bulog, petani berhadapan dengan pedagang, itu yang terjadi," Lutfi dalam konferensi pers virtual, Jumat (19/3).

Lutfi mengungkapkan stok beras di Perum Bulog saat ini masih jauh dari kata ideal. Saat ini, menurut Lutfi, stok beras di Perum Bulog tak mencapai 500.000. Padahal, seharusnya di Perum Bulog itu tersedia stok antara 1-1,5 juta ton beras setiap tahunnya.

"Stok Bulog kurang dari 1 juta ton. Menurut Dirut Bulog ada beras impor 2018 yang sudah turun mutu. Menurut hitungan saya yang turun mutu dari 2018 itu kira-kira 270.000 ton jumlahnya. Jadi yang sudah dikatakan turun mutu itu 160.000 ton, jadi ada 120.000 ton lagi. Jadi stok akhir Bulog yang kira-kira 800.000 ton dikurangi dengan stok impor 2018 yang 300.000 jadi stok Bulog hanya, mungkin tidak mencapai 500.000 ton. Ini adalah salah satu kondisi stok terendah dalam sejarah Bulog. Jadi, Anda tahu bagaimana rasa hati saya ngilunya," katanya.

Sampai saat ini pun, Bulog baru mampu menyerap sekitar 85.000 ton beras dari hasil panen raya. Padahal seharusnya, Bulog harus bisa menyetok 400.000-500.000 ton beras hari ini. Hal inilah yang kemudian jadi pertimbangan untuk impor beras yang belakangan heboh diperdebatkan publik.

(rih/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads