Duh! Ratusan Batu Candi Dipindahkan ke Pekarangan Warga di Klaten

Duh! Ratusan Batu Candi Dipindahkan ke Pekarangan Warga di Klaten

Achmad Syauqi - detikNews
Minggu, 28 Feb 2021 16:24 WIB
Bebatuan candi di Klaten yang dikumpulkan warga
Bebatuan candi di Klaten yang dikumpulkan warga. (Foto: Achmad Syauqi/detikcom)
Klaten -

Ratusan batu di situs candi Dompoyongan, Kecamatan Jogonalan, Klaten masih teronggok di pekarangan warga. Jumlah batu terus bertambah karena diamankan warga.

"Sekarang jumlahnya 300 an lebih, kalau kita ada rezeki kita kumpulkan. Sekarang tambah banyak temuanya," jelas tokoh masyarakat Dusun Krapyak, Desa Dompoyongan, Setyo Purwanto kepada detikcom, Minggu (28/2/2021).

Dijelaskan Purwanto, warga mengumpulkan batu batu candi itu bukan mencari. Yang berserakan hanya dikumpulkan agar tidak rusak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bukan pencarian tapi kalau punya duit buat bayar angkutan kita kumpulkan lagi. Banyak ini cuma kita kumpulkan," kata Purwanto.

Selaku warga, ungkap Purwanto dirinya hanya ingin tahu candi apa di desanya. Sebab desa ini dengan Desa Wonoboyo tempat penemuan harta karun kerajaan Mataram Kuno tidak jauh.

ADVERTISEMENT

"Tidak jauh paling dengan Wonoboyo tidak ada satu kilometer. Kalau permukiman orang dulu malah di tepi sungai sana 300 meter sebab pernah ditemukan uang tael dan perhiasan," lanjut Purwanto.

Purwanto meyakini kompleks candi induk ada di Dusun Krapyak, tempat tinggalnya dan permukiman di sungai. Saat ini struktur sudah hilang sebagian sebab tertimbun pasir letusan Gunung Merapi dan terbawa saat ditambang.

"Sudah sebagian hilang ditambang dan diambil batunya. BPCB sudah tahu semua kondisinya, sebab beberapa kali ke sini bersama warga mengumpulkan batu," lanjut Purwanto.

Sadiman, warga lainnya mengatakan di pekarangan rumahnya ada dua makara dan satu arca tersisa. Satu batu makara lagi dibawa orang.

"Dulu makara itu tiga tapi satu dibawa orang tidak jelas. Ini mau dipindahkan dikumpulkan saya tidak boleh sebab saya jaga," kata Sadiman kepada detikcom di rumahnya.

Dikatakan Sadiman, batu-batu candi itu semula di kompleks makam dusun. Sebab khawatir rusak dibawanya pulang.

"Dulu di depan makam lalu saya bawa pulang. Batu lainnya masih di makam lalu dikumpulkan itu," terang Sadiman.

Selanjutnya: kata BPCB terkait kondisi itu

Saksikan juga 'Unik! Desa Jonggrangan di Klaten Puluhan Warganya Orang Kembar':

[Gambas:Video 20detik]



Pantauan detikcom di lokasi, bebatuan candi dikumpulkan di lahan terbuka di depan rumah Purwanto. Sebagian masih tersebar di beberapa titik pekarangan warga, termasuk di tembok pagar pekarangan.

Pamong Budaya Madya BPCB Jateng, Deny Wachyu Hidayat menjelaskan BPCB sudah melangkah. Diantaranya mengamankan batu ke rumah warga.

"Langkah pertama sudah kita amankan di rumah warga, kemudian nanti diregistrasi atau pencatatan," ungkap Deny saat dihubungi detikcom ponselnya.

Setelah dicatat, lanjut Deny, akan dikaji lebih lanjut. Bahkan bisa direkomendasikan untuk diregister nasional.

"Kita kaji terus kita rekomendasikan ke dinas untuk dilakukan langkah pendaftaran ke registasi nasional," ucapnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads