.webp)
Meski Gunung Merapi masih berada di fase erupsi, namun warga 4 dukuh di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III Boyolali, memilih pulang dari lokasi pengungsuan. Pasalnya tempat tinggalnya sementara ini dinilai aman dari ancaman erupsi Gunung Merapi.
"Kepulangan pengungsi sekarang ini karena memang permintaan pengungsi sendiri. Mungkin sudah terlalu lama di TPPS (tempat penampungan pengungsi sementara), jadi mungkin sudah merasa jenuh. Kami atas nama pemerintah desa Tlogolele, memfasilitasi kepulangan mereka," kata Kepala Desa Tlogolele, Sungadi, kepada para wartawan disela-sela mengantar kepulangan para pengungsi di TPPS Tlogolele, Kecamatan Selo, Boyolali, Minggu (31/1/2021).
Jumlah pengungsi sebanyak 133 orang dari 4 dukuh di KRB III Desa Tlogolele, yakni Stabelan, Takeran, Belang dan Gumukrejo. Mereka adalah kelompok rentan yang dievakuasi sejak status Gunung Merapi meningkat menjadi Siaga, November 2020 lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Sungadi, wilayah Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Boyolali berada disisi barat laut Gunung Merapi. Sementara arah erupsi saat ini ke barat daya.
"Jadi permintaan pengungsi untuk kembali (pulang), karena dinyatakan wilayah barat laut dinyatakan dari BPPTKG saat ini masih aman," jelasnya.
 Pengugsi Merapi pulang ke rumah, 31/1/2021 (Foto: Ragil Ajiyanto/detikcom) |
Namun demikian, lanjut dia, Posko TPPS Desa Tlogolele tetap buka. Jika sewaktu-waktu aktivitas Merapi meningkat dan masyarakat perlu diungsikan, maka evakuasi dapat dengan cepat dilakukan. Apalagi, status tanggap darurat siaga erupsi Merapi di Boyolali diperpanjang.
"Untuk siaga darurat, kita masih membuka Posko tanggap darurat. Posko TPPS tetap buka dan siap memfasilitasi pengungsi. Jika kondisi Merapi ada peningkatan, kami mengimbau masyarakat di KRB III untuk evakuasi kembali ke TPPS," imbuh Sungadi.
Pihaknya mengimbau warga untuk selalu waspada terhadap aktivitas Gunung Merapi. Jika aktivitas Merapi meningkat dan warga diminta mengungsi, juga dengan mudah dievakuasi.
(mbr/mbr)
