Seorang warga Pekalongan merasa tertipu usai membeli kasur pegas (spring bed) abal-abal bermodus cuci gudang yang kerap keliling kampung. Ternyata saat dibongkar tak ada pegas di dalam kasur tersebut.
"Penjual spring bed dengan modus cuci gudang ini, ternyata isinya kayak gini kumpulan kardus dan kain," kata Kapolsek Pekalongan Selatan, Kompol Basuki, saat dimintai konfirmasi detikcom, Senin (4/1/2021).
Pantauan detikcom, dari luar spring bed itu berukuran 120x200 cm. Spring bed abal-abal itu tampak dibalut kain warna hijau dengan motif bunga-bunga. Kain tersebut dilapisi plastik layaknya kasur baru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagian tepi kasur itu juga diberi lubang kecil layaknya spring bed sebagai lubang udara. Namun, saat dicoba untuk dipakai tidur spring bed abal-abal itu langsung ambles karena tak kuasa menahan beban.
Warga yang penasaran lalu membongkar spring bed abal-abal tersebut. Sekali sobek dengan gunting, plastik dan kain pun terkoyak. Di bawah lapisan plastik dan kain pelapis spring bed abal-abal itu langsung terlihat selembar kardus yang digunakan sebagai alas.
Sementara itu, ketika kardus diangkat tampak jalinan kain sebagai penyangga, lalu ada spons tipis di bagian ujung kasur. Jalinan kain dan spons ini membuat kasur terasa empuk.
Tak hanya itu, hanya tampak seuntai pegas di tengah spring bed abal-abal. Sementara di bagian lainnya bolong hanya jalinan kain yang dilapis kardus. Kerangka spring bed abal-abal itu terbuat kayu.
Sebelumnya diberitakan, salah seorang warga Kertoharjo, Pekalongan Selatan, Arofatur Rohman (34), mengaku membeli kasur abal-abal itu pada Jumat (1/1) lalu. Kala itu dia membeli satu kasur pegas yang ditawarkan harga Rp 1,2 juta ditambah dengan embel-embel garansi.
Tergiur harga murah, Fatur akhirnya membeli kasur pegas itu seharga Rp 900 ribu. Dia membayarnya dengan uang tunai dan barter seekor burung miliknya.
"Ya tergiur apalagi ada tulisannya garansi tiga tahun. Saya tawar untuk dikredit, uang muka Rp 300 ribu. Awalnya dia (penjual) mau. Tapi akhirnya balik lagi yang enam ratus minta ditukar burung milik saya senilai Rp 600 ribu," beber Fatur.
![]() |
Apesnya belum sehari dipakai, kasur itu langsung ambles. Dia pun berharap pabrik kasur abal-abal itu bisa ditutup.
"Yang kami inginkan pabrik pembuatannya ditutup agar warga tidak ada yang tertipu lagi terhadap penjualan kasur ini," cetus Fatur.
(ams/rih)