Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali, Jawa Tengah memperpanjang masa tanggap darurat siaga bencana Gunung Merapi. Hal ini dilakukan karena aktivitas Gunung Merapi yang berstatus Siaga ini masih tinggi.
"Status Merapi masih tetap siaga, insyaallah (masa tanggap darurat siaga bencana Gunung Merapi) diperpanjang satu bulan sampai 31 Januari 2021," kata Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali, Bambang Sinungharjo, saat dihubungi detikcom, Jumat (1/1/2021).
Bambang menjelaskan berdasarkan surat dari Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, disebutkan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi. Status Gunung Merapi juga masih di level III atau siaga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sehingga Pemkab Boyolali memutuskan memperpanjang masa tanggap darurat siaga bencana Gunung Merapi berlaku selama satu bulan. Mulai tanggal 1 sampai dengan 31 Januari 2021.
Sebelumnya, Pemkab Boyolali telah mengeluarkan surat keputusan masa tanggap darurat siaga bencana erupsi Gunung Merapi, setelah status gunung yang terletak di perbatasan Jateng-DIY itu dinaikkan dari Waspada ke Siaga, pada 5 November 2020 lalu. Masa tanggap darurat yang pertama itu berlaku dari tanggal 5 November hingga 31 Desember 2020.
Di Boyolali sendiri ada tiga desa yang masuk wilayah Kawasan Rawan Bencana (KRB) III bencana erupsi Gunung Merapi. Tiga desa terseut yakni Desa Tlogolele, Jrakah dan Klakah.
Desa Tlogolele yaitu untuk Dukuh Stabelan, Takeran dan Belang. Desa Klakah di Dukuh Sumber, Bakalan, Bangunsari dan Klakah Duwur. Sedangkan Desa Jrakah yakni Dukuh Sepi dan Jarak.
Ratusan warga di tiga desa itu pun mengungsi ke Tempat Penampungan Pengungsi Sementara (TPPS) di masing-masing desa. Ratusan warga di Desa Tlogolele, khususnya yang kelompok rentan kini juga masih mengungsi di TPPS desa setempat.
Simak video 'Ratusan Warga Lereng Merapi Tinggalkan Pengungsian':