Masih Angkerkah Lawang Sewu Sekarang?

ADVERTISEMENT

Urban Legend

Masih Angkerkah Lawang Sewu Sekarang?

Angling Adhitya Purbaya - detikNews
Sabtu, 26 Des 2020 10:21 WIB
Lawang Sewu
Lawang Sewu Semarang. (Foto: dok PT Kereta API Wisata)
Kota Semarang -

Lawang Sewu, apa yang pertama terlintas di benak Anda mendengar nama tempat terkenal di Kota Semarang Jawa Tengah itu? Kisah horor kah? Atau destinasi wisata cantik yang bersejarah? Mungkin keduanya.

Gedung yang sudah berusia lebih dari 100 tahun itu dulu terkenal dengan kisah mistisnya dan akhirnya menjadi salah satu urban legend di Kota Semarang. Kesan mengerikan makin melekat ketika relity show Dunia Lain menyajikan penampakan sosok putih berambut panjang mengintip peserta Uji Nyali di ruang bawah tanah.

Saking hebohnya acara itu di awal tahun 2000-an lalu, Asian Televison Awards memberikan penghargaan episode Lawang Sewu itu sebagai Best Reality Program. Makin lekatlah kesan horor di Lawang Sewu kala itu. Tapi sudah 20 tahun berlalu dan perubahan drastis terjadi di bangunan yang konon memiliki seribu pintu itu.

Mengutip dari situs resmihttps://heritage.kai.id/pembangunan Lawang Sewu dimulai pada 27 Februari 1904 dan selesai pada Juli 1907 untuk Kantor Pusat perusahaan kereta api swasta Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NISM). Pembangunan dilakukan bertahap, karena diteruskan degan pembangunan gedung lainnya pada tahun 1916 dan selesai tahun 1918.

Bangunan itu dirancang oleh arsitek asal Amsterdam, Prof. Jakob F. Klinkhamer dan B.J. Ouendag. Bangunannya cukup khas dan unik, salah satunya dua menara di bagian depan yang ternyata merupakan tempat tandon air.

Beberapa kali Lawang Sewu berganti fungsi dan pengelola. Setelah digunakan NISM, pada tahun 1942-1945 Lawang Sewu digunakan sebagai Kantor Riyuku Sokyoku (Jawatan Transportasi Jepang). Tahun 1945 menjadi Kantor Eksploitasi Tengah DKARI (Djawatan Kereta Api Republik Indonesia), tahun 1946 dipergunakan sebagai markas tentara Belanda.

Tahun 1949 digunakan Kodam IV Diponegoro, tahun 1994 diserahkan kembali kepada kereta api (Perumka) yang kemudian statusnya berubah menjadi PT Kereta Api Indonesia (Persero). Tahun 2009 dilaksanakan restorasi oleh PT KAI dan pada 5 Juli 2011 dilakukan peresmian Purna Pugar Cagar Budaya Gedung A Lawang Sewu.

Kesan horor di Lawang Sewu melekat ketika gedung itu mangkrak tak terawat sebelum dilakukan restorasi. Kondisinya saat itu memang singup meski berada di tengah kota. Komunitas Semarang Angker (Semarangker) juga sempat penasaran karena banyak yang mengatakan betapa angkernya Lawang Sewu.

"Lawang Sewu dulu dan sekarang beda, dulu mangkrak kayak terbengkalai, berantakan, dan gelap. Otomatis bangsa jin suka. Apalagi setelah penayangan Dunia Lain, tambah tinggi rating (kesan horor) Lawang Sewu, bahkan ada yang mengulas katanya terangker di Asia," kata Ketua Semarangker, Pamuji Yuono, saat dihubungi detikcom, Rabu (23/12/2020).

Pamuji menjelaskan ia dan komunitasnya memang kerap datang ke lokasi yang konon angker dan membuktikannya. Namun menurutnya sudah tidak ada nuansa angker dan horor lagi di Lawang Sewu Semarang.

"Pernah ke bawah tanah waktu masih dibuka, ya memang lembab, berair, gelap, otomatis lah, kita ngomongin makhluk astral," ujarnya.

Apakah Semarangker pernah melihat sosok gaib di Lawang Sewu Semarang?



ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT