Penyebaran Corona Masif, Pemkab Boyolali Sulit Identifikasi Klaster

Penyebaran Corona Masif, Pemkab Boyolali Sulit Identifikasi Klaster

Ragil Ajiyanto - detikNews
Selasa, 22 Des 2020 17:30 WIB
Kepala Dinas Kesehatan Boyolali, Ratri S Survivalina, Selasa (24/11/2020).
Kepala Dinas Kesehatan Boyolali, Ratri S Survivalina.(Foto: Ragil Ajiyanto/detikcom)
Boyolali -

Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali menyebut kasus virus Corona atau COVID-19 di daerahnya semakin masif. Bahkan, kini pihaknya kesulitan mengidentifikasi klaster-klaster Corona di Boyolali.

"Kami kesulitan klaster-klaster Corona, karena penyebarannya sudah terlalu masif," kata Kepala Dinas Kesehatan Boyolali, Ratri S Survivalina, saat ditemui wartawan di kantornya Jalan Pandanaran, Selasa (22/12/2020).

Lina, sapaan karibnya, mengatakan dari kasus baru Corona di Boyolali, pihaknya hanya bisa mengidentifikasi dua klaster keluarga di Desa Singosari dan Desa Manggis, Kecamatan Mojosongo. Masing-masing klaster keluarga dari Desa Singosari lima kasus, dan dari Desa Manggis sebanyak empat kasus.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lina mencatat ada 11 klaster yang masih aktif di Boyolali, mayoritas berasal dari klaster keluarga. Kemudian update kasus COVID-19 di Boyolali per 17-22 Desember 2020 ada penambahan 222 kasus baru.

Rinciannya, tanggal 17 Desember bertambah 37 kasus, tanggal 18 Desember ada 58 kasus baru. Kemudian tanggal 19 Desember 13 kasus, tanggal 20 Desember 48 kasus, tanggal 21 Desember tidak ada tambahan dan di tanggal 22 Desember hari ini ada 66 kasus baru.

ADVERTISEMENT

"Sebanyak 222 kasus baru itu tersebar di 18 kecamatan dari 22 kecamatan di Boyolali, yang tertinggi itu ada di Kecamatan Mojosongo sebanyak 49 kasus," jelas Lina.

Dengan tambahan 222 kasus baru itu, maka total kasus kumulatif positif COVID-19 di Boyolali sampai saat ini mencapai 2.788 kasus. Yang masih dirawat sebanyak 131, isolasi mandiri 338, selesai isolasi 2.235 dan meninggal dunia ada 89 kasus.

"Skoring IKM COVID-19 Boyolali 1,88 dan masuk zona risiko sedang," terangnya.

Lina menyebut saat ini pihaknya telah memeriksa 20.398 sampel swab. Swab diagnosa sebanyak 18.673 sampel dan swab evaluasi 1.725 sampel.

"Sampel diagnosa sebanyak 18.673 sampel itu, yang hasilnya positif ada 2.944 sampel. Sehingga positif rate 15.77 persen, ini masih cukup tinggi, sedangkan yang hasilnya negatif ada 14.784 sampel," jelas Lina.

(ams/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads