Satgas Penanganan COVID-19 melaporkan adanya kenaikan jumlah daerah yang masuk zona merah per 29 November, dua di antaranya Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman. Pemda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengambil langkah untuk menggencarkan tracing dan meminta masyarakat menerapkan protokol kesehatan.
"Ya kalau kami jelas yang pertama kalau dari sisi kesehatan semua harus sama langkahnya, yakni harus menguatkan fasilitas kita sendiri terhadap prokes, contoh di rumah sakit menguatkan nakes untuk lebih disiplin, pakai APD dan terapkan prokes," kata Kepala Dinas Kesehatan DIY, Pembajun Setyaningastutie, melalui video Humas Pemda DIY, Rabu (2/12/2020).
"Teman-teman kami ingatkan agar tidak lalai menerapkan protokol kesehatan (prokes). Jadi menguatkan prokes, dan kami akan masif tracing, sesuai STT, gejala (sains), tracing dan treatment," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, untuk pasien berstatus tanpa gejala atau OTG, dia meminta agar melakukan isolasi mandiri saja. Hal itu untuk menekan ketersediaan tempat tidur di rumah sakit rujukan COVID-19, karena rumah sakit tersebut lebih memprioritaskan pasien positif dengan gejala atau comorbid.
"Lalu kalau masyarakat bergejala bisa tahan diri dan isolasi diri, kalau gejala ringan bisa ditangani sendiri. Tapi maaf kan tidak semua masyarakat punya rumah yang memadai untuk melakukan isolasi mandiri, karena itu perlu peran kapanewon atau desa," imbuhnya.
Benar saja, dengan status zona merah, penambahan kasus baru COVID-19 di Kota Yogyakarta dan Sleman pada Kamis (4/12/2020) meningkatkan drastis. Bahkan, penambahan kasus baru hari itu menjadi rekor baru di DIY dengan 189 kasus dalam sehari.
Menanggapi hal tersebut, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X meminta desa-desa memperketat protokol kesehatan.
"Ya memang (jumlah kasus baru COVID-19 di DIY naik), kami kan sudah keluarkan keputusan untuk diperketat di desa-desa," kata Sultan saat ditemui wartawan di Kompleks Kantor Gubernur DIY, Kecamatan Danurejan, Kota Yogyakarta, Jumat (4/12).
"Karena apa yang terjadi, dari data-data yang masuk setiap hari bagi saya ini tidak hanya masalah pergi, tapi komunikasi sudah sesama tetangga," lanjut Sultan.
Oleh karena itu, Sultan meminta pemerintah desa betul-betul memastikan warganya menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah munculnya klaster baru.
"Jadi protokol itu jadi makin penting, karena dalam report ini, ini sudah di-tracing ternyata bertemu dengan nomor sekian. Berarti kan antar lingkungan ini, bukan klaster dalam arti klaster seperti di sekolah nggak, tapi di kalangan warga masyarakat sendiri," ujarnya.
"Dan saya minta tolong juga dengan kondisi seperti ini mohon untuk menerapkan protokol kesehatan, tidak hanya berkerumun tapi pakai masker jadi hal yang penting," imbuh Sultan.