Sudah hampir tiga pekan status Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) naik jadi Siaga (Level III). Biasanya, saat kondisi Merapi akan erupsi, satwa akan turun gurung.
Seperti beberapa waktu lalu kawanan lutung dilaporkan sempat turun hingga di Dusun Pajegan, Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten. Untuk itu Balai Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) meminta agar masyarakat tidak menangkap satwa Merapi yang turun.
"Kami sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat sekitar kawasan (TNGM) terkait keberadaan satwa liar yang turun ke permukiman," kata Kepala Balai TNGM, Pujiati, kepada wartawan melalui pesan singkat kepada wartawan, Jumat (27/11/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Puji, sejauh ini masyarakat telah paham dengan arahan TNGM. Ia mengungkap masyarakat tidak ada yang menangkap satwa liar yang turun.
"Masyarakat sekitar kawasan TNGM sudah paham bila ada satwa liar atau lutung yang turun bahkan mendekati permukiman tidak diganggu atau ditangkap. Tetapi masyarakat melaporkan ke petugas TNGM," ungkapnya.
Puji mengatakan pihaknya telah memonitoring populasi lutung di kawasan TNGM. Monitoring satwa dengan nama latin Trachypithecus Auratus yang dilakukan pada bulan Oktober 2020 di dua lokasi yaitu Resort Pengelolaan Taman Nasional (RPTN) Kemalang di Klaten dan RPTN Musuk Cepogo di Boyolali.
"Di RPTN Kemalang, lutung dijumpai di zona rimba (4 km dari puncak Merapi). Total populasi 19 ekor. Di RPTN Musuk-Cepogo, lutung dijumpai di zona inti dan zona rimba (3-3,5 km dari puncak) total populasi 60 ekor," urainya.
Lebih lanjut, ia menyebut perilaku satwa liar Merapi masih seperti biasa. Ia mencontohkan seperti perilaku kera di Kaliurang.
"Kera itu perilakunya masih biasa. Di Kaliurang itu turun memang karena di bawah ada warung. Perilakunya masih biasa," ucapnya.
(sip/mbr)