Jatuh di Prambanan, Batu Meteor Kyai Pamor Konon Diambil Pakai Dinamit

ADVERTISEMENT

Jatuh di Prambanan, Batu Meteor Kyai Pamor Konon Diambil Pakai Dinamit

Bayu Ardi Isnanto - detikNews
Jumat, 20 Nov 2020 17:38 WIB
Konflik internal antara kubu PB XIII dengan adik-adiknya yang tergabung dalam dewan adat, masih belum tuntas.
Keraton Solo. (Foto: Bayu Ardi Isnanto/detikcom)
Solo -

Batu meteor (meteorit) yang disimpan Keraton Kasunanan Surakarta sudah berusia ratusan tahun. Batu yang diberi nama Kanjeng Kyai Pamor itu dulunya jatuh di kawasan Prambanan dan diambil dengan dinamit.

Kerabat Keraton Kasunanan Surakarta, KGPH Puger, menceritakan pada abad 18 meteor jatuh di wilayah Prambanan yang merupakan perbatasan antara Solo dengan Yogyakarta. Namun ternyata batu meteor itu jatuh di wilayah Surakarta.

"Konon sudah ada batas negara antara Yogyakarta dengan Surakarta. Jatuhnya di timur sungai, artinya masuk Surakarta. Makanya dibawa ke Surakarta," kata Puger saat dihubungi detikcom, Jumat (20/11/2020).

Puger bercerita tak mudah membawa batu meteor itu. Sebab, batu berukuran sekitar 1 meter kubik itu menghujam ke dalam tanah setelah jatuh dari luar angkasa.

"Ceritanya itu mengambilnya pakai dinamit. Karena itu kan ambles, tidak bisa diambil langsung," ujarnya.

Meteorit tersebut diberi nama Kanjeng Kyai Pamor oleh Keraton Solo. Benda langit itu pun ditempatkan di tempat khusus di bagian utama Keraton Kasunanan Surakarta.

Diberitakan sebelumnya, Wakil Pengageng Sasana Wilapa, KRA Dany Narsugama, mengatakan pada tahun 1700-an. Batu itu pecah menjadi dua dan juga terdapat serpihan-serpihan.

"Yang bongkahan kecil, pada 13 Februari 1784 diambil atas perintah Raja Pakubuwono III dibawa ke keraton. Konon sebesar buah kelapa. Pecahan besar pada 12 Februari 1797, atas perintah Pakubuwono IV dibawa ke keraton, besarnya kira-kira 1 meter kubik," kata Dany, Kamis (19/11).

(ams/sip)


ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT