Kisah Kanjeng Kyai Pamor, Meteorit Berumur Ratusan Tahun di Keraton Solo

ADVERTISEMENT

Round-Up

Kisah Kanjeng Kyai Pamor, Meteorit Berumur Ratusan Tahun di Keraton Solo

Bayu Ardi Isnanto - detikNews
Jumat, 20 Nov 2020 08:33 WIB
Konflik internal antara kubu PB XIII dengan adik-adiknya yang tergabung dalam dewan adat, masih belum tuntas.
Keraton Solo. (Foto: Bayu Ardi Isnanto/detikcom)
Solo -

Peristiwa meteor jatuh ke wilayah Indonesia tak hanya terjadi di Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, beberapa waktu lalu. Di era awal berdirinya Keraton Kasunanan Surakarta, ditemukan meteorit dan disimpan hingga ratusan tahun sebagai benda sakral.

Meteorit tersebut diberi nama Kanjeng Kyai Pamor oleh Keraton Solo. Benda langit itu ditempatkan di tempat khusus di bagian utama Keraton Kasunanan Surakarta.

Lokasi tersebut hanya bisa diakses oleh orang tertentu. Bahkan foto meteorit ataupun lokasinya tidak dapat diekspos sembarangan.

"Letaknya di Bandengan. Pada masa Pakubuwono IX, dibangun cungkup khusus untuk Kyai Pamor," ujar Wakil Pengageng Sasana Wilapa, KRA Dany Narsugama, saat dihubungi detikcom, Jumat (20/11/2020).

Dany mengatakan pada tahun 1700-an, setelah Keraton Kasunanan Surakarta berdiri, meteor mendarat di kawasan Prambanan. Batu itu pecah menjadi dua dan juga terdapat serpihan-serpihan.

"Yang bongkahan kecil, pada 13 Februari 1784 diambil atas perintah Raja Pakubuwono III dibawa ke keraton. Konon sebesar buah kelapa. Pecahan besar pada 12 Februari 1797, atas perintah Pakubuwono IV dibawa ke keraton, besarnya kira-kira 1 meter kubik," kata Dany.

Menurutnya, terdapat ritual khusus yang dilakukan terkait Kyai Pamor. Ritual biasa dilakukan setiap Senin dan Kamis.

Dia menyebut serpihan-serpihan meteorit itu bisa dimiliki masyarakat. Kala itu bahkan ada yang memperdagangkan pecahan meteorit dengan nilai emas.

"Tahun 1935, pecahan kecil yang dibawa rakyat diperdagangkan dengan perbandingan 1 gramnya senilai dengan 2 gram emas," kata Dany.

Selain itu, serpihan meteorit juga pernah diteliti di Badan Tenaga Nuklir (Batan) Yogyakarta. Menurutnya, batu tersebut adalah iron meteorit. Masyarakat juga menggunakan meteorit itu sebagai bahan keris.

"Sempat diteliti di Batan Yogyakarta, ternyata ada kandungan kapur, titanium, besi, niobium. Jadi ini iron meteorit. Masyarakat menggunakannya sebagai bahan keris," katanya.

Simak juga video 'Malam Jumat Kliwon, Ular Melingkari Pilar Bangsal Keraton Yogya':

[Gambas:Video 20detik]



(bai/sip)


ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT