Pondok pesantren (Ponpes) lanjut usia (lansia) Raden Rahmat, Banyubiru, Kabupaten Semarang mengembangkan program tabungan sampah bagi para santri binaan. Hasil dari program itu digunakan untuk memenuhi kebutuhan para santri lansia di sana.
"Program tabungan sampah bersih mulai kami luncurkan, Minggu (15/11). Hasil program ini nantinya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari pada santri," jelas Kepala Pondok Pesantren Lansia Raden Rahmat, Winarno, dihubungi detikcom, Minggu (15/11/2020).
"Kebutuhan itu di antaranya membayar uang SPP, pemenuhan sembako, hingga pemeriksaan kesehatan," ujar Winarno.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tabungan sampah bersih merupakan program di mana santri lansia di ponpes tersebut mengumpulkan sampah yang ada di sekitar lingkungan pondok pesantren. Sampah yang dikumpulkan kemudian dipilah-pilah, dan dikumpulkan untuk dikonversi ke sejumlah uang.
"Pemilahan yakni sampah jenis plastik dan kertas dipisah dari sampah jenis lainnya," ungkapnya.
Secara teknis, sampah yang dikumpulkan para santri lansia bakal ditimbang setiap hari Sabtu. Sampah tersebut akan ditukar uang senilai Rp 2.500 per kilo sampah.
Untuk progaram tabungan sampah bersih ini, Ponpes Lansia Raden Rahmat menggandeng komunitas daur ulang sampah Indonesia.
"Dalam pilot project yang kami lakukan sebelumnya, para santri lansia rata-rata dapat mengumpulkan hingga 5-10 kilogram sampah per minggu," jelas Winarno.
Winarno mengatakan uang tersebut nantinya dapat juga ditabung oleh para santri. Saat ini materi daur ulang sampah juga telah masuk di kurikulum yang diterapkan di ponpes lansia tersebut.
"Ini jadi aktivitas reguler, agar para santri lansia terjaga daya ingatnya, serta menjadi kebiasaan baru yang tentu mengasah daya ingat dan peduli lingkungan," terangnya.
(ams/ams)