BPPTKG: Kegempaan Gunung Merapi Meningkat-Pemendekan Jarak 4 cm/hari

BPPTKG: Kegempaan Gunung Merapi Meningkat-Pemendekan Jarak 4 cm/hari

Jauh Hari Wawan S. - detikNews
Jumat, 30 Okt 2020 17:08 WIB
Selain berfungsi sebagai pengairan, Embung Manajar juga ramai dikunjungi. Lokasi tersebut menawarkan lansekap Gunung Merapi lho.
Gunung Merapi dilihat dari Embung Manajar, Boyolali. Foto: Agung Mardika/detikcom
Yogyakarta -

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebut intensitas kegempaan Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengalami peningkatan pada minggu ini. Laporan aktivitas selama sepekan ini terdapat ratusan kali gempa di Gunung Merapi.

Kepala BPPTKG Yogyakarta Hanik Humaida menjelaskan berdasarkan laporan mingguan aktivitas Merapi tanggal 23-29 Oktober 2020 mencatat ada 81 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 864 kali gempa Fase Banyak (MP), 10 kali gempa Low Frequency (LF). Selain itu, terjadi 367 kali gempa guguran (RF), 286 kali gempa hembusan (DG) dan 7 kali gempa tektonik (TT).

"Intensitas kegempaan pada minggu ini lebih tinggi dibandingkan minggu lalu," kata Hanik dalam keterangannya kepada wartawan, Jumat (30/10/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai perbandingan, pada periode 16-22 Oktober 2020, BPPTKG mencatat ada 167 kali gempa hembusan (DG), 63 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 433 kali gempa Fase Banyak (MP), 23 kali gempa Low Frequency (LF), 170 kali gempa guguran (RF), dan 16 kali gempa tektonik (TT).

Bukan hanya gempa, laju pemendekan di Gunung Merapi juga mengalami perubahan. Pada periode sebelumnya tercatat laku pemendekan sebesar 2 cm/hari. Pada periode pengamatan 23-29 Oktober menjadi 4 cm/hari.

ADVERTISEMENT

"Deformasi Merapi yang dipantau dengan menggunakan Electronic Distance Meter (EDM) pada minggu ini menunjukkan adanya laju pemendekan jarak sebesar 4 cm/hari," ungkapnya.

Sementara itu, analisis morfologi area kawah tidak menunjukkan adanya perubahan morfologi kubah. Perhitungan volume kubah lava berdasarkan pengukuran menggunakan foto udara dengan drone pada tanggal 29 Oktober 2020 sebesar 200.000 mΒ³.

"Berdasarkan analisis foto drone tersebut, tidak teramati adanya material magma baru," terangnya.

Lebih lanjut, cuaca di sekitar Gunung Merapi umumnya cerah pada pagi hari, sedangkan siang hingga malam hari berkabut. Asap putih juga sempat terpantau pada periode ini.

"Asap berwarna putih, ketebalan tipis hingga tebal dengan tekanan lemah. Tinggi asap maksimum 500 m teramati dari Pos Pengamatan Gunung Merapi Selo pada tanggal 28 Oktober 2020 jam 08.10 WIB," paparnya.

Suara guguran Merapi pun beberapa kali terdengar. Akan tetapi jarak luncur tidak teramati karena kabut. Selain itu, BPPTKG juga belum menerima laporan soal hujan yang yang menyebabkan banjir lahar.

"Terdengar beberapa kali guguran dengan jarak luncur yang tidak teramati karena visual dominan berkabut. Tidak dilaporkan terjadi lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Merapi," ungkapnya.

Berdasarkan data-data tersebut, aktivitas vulkanik Merapi masih terus berlangsung. BPPTKG pun masih menetapkan level Merapi pada waspada dan jarak aman lebih dari tiga kilometer dari puncak.

"Terjadinya peningkatan aktivitas vulkanik menunjukkan proses pergerakan magma menuju permukaan. Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif. Jarak aman tetap lebih dari 3 km dari puncak," pungkasnya.

(sip/ams)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads