Menurutnya, kejadian munculnya hewan di Keraton adalah hal yang biasa. Karena itu, dia meminta masyarakat tidak perlu mengkaitkan dengan hal-hal yang tidak semestinya.
"Ya tidak apa-apa, ya biasa itu. Di keraton sering kejadian-kejadian yang begitu-begitu dan itu sudah biasa, kejadian biasa," ujarnya.
"Tapi namanya juga Keraton, mesti tidak seperti biasanya," lanjut Romo Tirun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
6. Ternyata Ular Jenis Sowo Emprit
Komunitas ular Sioux menyebut ular yang melingkar di salah satu pilar Bangsal Magangan Keraton Yogyakarta tersebut adalah ular lycodon capucinus. Ular tersebut kerap dikenal dengan nama ular genteng atau ular cicak.
"Namanya ular itu lycodon capucinus (ular genting/ular cicak), kalau bahasa Jawanya sowo emprit," kata trainer Sioux Febrianto YS kepada detikcom, Selasa (20/10/2020).
![]() |
Disebut ular genting karena sering ditemukan merambat atau melata di genting rumah. Demikian pula penamaan ular cicak karena sering ditemukan di rumah-rumah warga sedang berburu cicak untuk dimangsa.
7. Bukan Jenis Ular Berbisa
Febrianto menyebut, ular tersebut termasuk jenis ular yang tidak berbisa. Habitat ular itu biasanya memang berada di rumah-rumah karena memakan cicak.
"Untuk makanan ular itu cicak, jangkrik dan ular itu tidak berbisa. Terus kalau habitatnya (ular) di rumah atau di genting. Sering masuk rumah karena sedang berburu cicak," Pria yang akbrab disapa Dhe Braso ini.
(mbr/mbr)