Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali mengungkap adanya enam klaster baru virus Corona atau COVID-19 di wilayahnya. Dua di antaranya yakni satu klinik dan Puskesmas di Boyolali.
"Klaster terbaru (COVID-19) di Boyolali ini ada 6 yang kita deteksi, yang empat merupakan penularan dari kasus positif sebelumnya. Kemudian dua klaster yang lain itu merupakan klaster yang berasal dari institusi pelayanan kesehatan. Yang pertama dari Klinik Milla Husada sejumlah empat kasus yang teridentifikasi positif. Kemudian yang kedua dari Puskesmas Karanggede ini terdeteksi 10 kasus yang positif," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali, Ratri S Survivalina, kepada para wartawan di kantornya, Boyolali, Selasa (29/9/2020).
Empat klaster baru dari penularan kasus positif sebelumnya yakni dari pasien berinisial WSM asal Kecamatan Nogosari, MRY dari Kelurahan Pulisen, Boyolali Kota, dan WRO dari Kecamatan Andong masing-masing dua kasus. Selanjutnya dari pasien berinisial ESW dari Kelurahan Kemiri, Kecamatan Mojosongo sebanyak 4 kasus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk yang terpapar di klinik Milla Husada ini terdiri petugas rekam medis dan juga perawat. Kemudian di Puskesmas Karanggede ini juga petugas rekam medis dan para bidan desa," ungkapnya.
Menurut Lina, sapaan akrabnya, pelayanan di fasilitas kesehatan yang terdeteksi ada tenaga kesehatan yang positif terinfeksi virus Corona dilakukan penutupan sementara untuk disinfeksi dan sterilisasi. Penutupan dilakukan oleh masing-masing Faskes tersebut.
Klinik Milla Husada di Banyudono, sesuai pengumuman yang tertempel di pintu masuk, ditutup selama dua hari sampai besok. Klinik rawat inap itu buka kembali tanggal 1 Oktober 2020.
Sedangkan penutupan Puskesmas Karanggede sudah dilaksanakan selama tiga hari, pada 25-27 September 2020. Kini Puskesmas tersebut sudah dibuka lagi untuk melayani masyarakat.
"(Puskesmas Karanggede) Sekarang sudah aktivitas biasa kembali. Karena di Puskesmas Karanggede yang positif itu ternyata lebih banyak bukan yang di pelayanan langsung Puskesmas, tapi malah yang di pelayanan luar gedung," kata Lina.
"Dan kami mengimbau kepada masyarakat karena ada kecenderungan yang tertular yang sering beraktivitas di luar gedung, kami minta penjagaan protokol kesehatan di luar, di masyarakat benar-benar dipatuhi dengan baik dan benar," imbau dia.
Sementara itu jumlah kasus positif COVID-19 di Boyolali selama sepekan terakhir, dari tanggal 23 hingga 28 September bertambah 59 kasus. Yakni tanggal 23 bertambah 3 kasus, tanggal 24 sejumlah 7 kasus, tanggal 25 ada tambahan 4 kasus. Kemudian tanggal 26 bertambah 13 kasus, tanggal 27 bertambah 8 kasus dan tanggal 28 September bertambah 24 kasus.
"Sehingga untuk kasus konfirmasi positif sampai hari ini jumlah total sejumlah 812. Rinciannya yang posisinya dirawat itu ada 99, kemudian yang melaksanakan isolasi mandiri itu ada 45, selesai isolasi ada 637, sedangkan yang meninggal sejumlah 31," terang dia.
Skoring risiko di Kabupaten Boyolali saat ini di angka 1,84. Boyolali pun masih masuk daerah dengan zona risiko sedang atau zona oranye.
(sip/ams)