Pasangan calon independen Pilkada Solo, Bagyo Wahyono-FX Supardjo (Bajo) akan lebih banyak berkampanye door to door dalam masa pandemi COVID-19. Mereka memilih menggunakan juru kampanye (jurkam) berlatar belakang wong cilik.
Calon Wali Kota Solo, Bagyo Wahyono, mengatakan tidak akan menggunakan tokoh tokoh ternama sebagai jurkam. Alasannya, dana yang mereka sediakan tidak cukup besar.
"Kami ya nggak punya uang untuk mendatangkan tokoh. Juru kampanye kami tukang batu, ada yang penjual wedangan (minuman)," kata Bagyo di The Sunan Hotel, Solo, Sabtu (26/9/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para jurkam tersebut adalah anggota Tikus Pithi Hanata Baris, organisasi pengusung Bajo. Menurutnya, keterlibatan wong cilik di dalam tim merupakan simbol koalisi rakyat.
"Kami ini kan bersama koalisi rakyat. Anda tahu sendiri kami hanya seorang penjahit dan Pak RW, dari rakyat untuk rakyat," ujar dia.
Bagyo mengatakan kampanye door to door lebih efektif dilakukan di masa pandemi COVID-19. Kampanye dengan cara tersebut dianggap lebih tepat sasaran dan tidak mengumpulkan massa.
"Tentunya kampanye door to door lebih punya chemistry dengan masyarakat," tutupnya.
![]() |
Diberitakan sebelumnya, paslon nomor urut 1 Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa memiliki beberapa jurkam dari tokoh nasional. Mereka di antaranya Megawati Soekarnoputri, Puan Maharani, dan anggota DPR RI dari Dapil Solo.
Berbeda dengan paslon Bajo, pasangan Gibran Rakabuming-Teguh Prakosa maju Pilkada Solo dengan mengantongi dukungan mayoritas parpol. Di antaranya dari PDIP, Gerindra, Golkar, PAN, PPP, PKB, dan PSI.
(bai/ams)