Ganjar, Gowes, dan Buff

Round-Up

Ganjar, Gowes, dan Buff

Angling Adhitya Purbaya - detikNews
Kamis, 24 Sep 2020 08:24 WIB
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, memasang lakban jaga jarak di sejumlah bangku warung makan di kawasan Semarang. Hal itu dilakukan untuk cegah Corona.
Ganjar saat memasang lakban jaga jarak di sebuah warung di Semarang. (Foto: Istimewa/Dok. Humas Pemprov Jateng)
Semarang -

Buff disebut pemerintah tidak efektif mencegah penularan virus Corona. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo hingga kemarin masih memakai masker jenis itu saat bersepeda. Dia pun menjelaskan alasannya.

Seperti biasa, hari Rabu (23/9) pagi Ganjar gowes sekaligus memantau kondisi rute, warga, termasuk penerapan protokol kesehatan. Dia sempat mampir ke beberapa warung dan memasang sendiri lakban hitam di kursi untuk tanda agar jaga jarak.

"Niki disilang, sing disilang ora entuk dilungguhi. Bakule ngelikke, sing tuku ampun nglungguhi solasi (Ini diberi tanda silang, yang ada tandanya tidak boleh diduduki. Pedagangnya mengingatkan, pembeli tidak boleh duduk di atas lakban). Ini saya kasih contoh satu meja, nanti lainnya diselesaikan sendiri," kata Ganjar di salah satu warung, Rabu (23/9).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kegiatan gowes dan sidak berjalan lancar, namun ternyata Ganjar yang masih memakai buff dipertanyakan. Saat dikonfirmasi, Ganjar mengaku terbuka jika ada rekomendasi penutup ketika sedang berolahraga.

"Siapa tahu ya kalau ada rekomendasi menggunakan masker yang baik dalam olahraga mungkin sangat membantu. Saya bukan ahlinya, saya coba melindungi dengan cara yang saya bisa," kata Ganjar saat ditemui detikcom di rumah dinasnya, Puri Gedeh Semarang, Rabu (23/9/2020) malam.

ADVERTISEMENT

Ganjar menjelaskan sampai saat ini belum ada yang merekomendasikan apapun soal pemakaian masker saat berolahraga. Dari pengalaman Ganjar, jika saat berolahraga menggunakan masker yang tebal sedangkan kondisinya tidak memungkinkan maka justru bisa membuat lemas.

"Kalau saya belum ada yang merekomendasikan apapun ya, tapi kalau olahraga ya kalau mereka pelari, mereka goweser, kalau saya nanjak di Segar Bencah (nama daerah di Semarang) atau tanjakan tinggi, kalau ditutup ya ngos-ngosan, tidak kuat," jelasnya.

Dia juga menjelaskan, pencegahan penularan COVID-19 tidak hanya soal penutup yang dipakai, tapi juga jaga jarak dengan sekitarnya.

"Jadi teorinya tidak hanya buff atau ini, di sekitar kita jaraknya berapa, kalau sekitar kita jaraknya cukup terkontrol sebenarnya juga bisa kontrol," tandasnya.

Untuk diketahui, Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Achmad Yurianto menjelaskan soal bahan masker untuk pencegahan COVID-19. Masker kain harus dua lapis sedangkan scuba dan buff hanya satu lapis dan bisa terbuka pori-porinya saat ditarik.

"Tidak ada masker buff atau masker scuba, karena begitu masker tersebut ditarik pori-porinya akan terbuka lebar. Masker tersebut tidak memenuhi syarat," kata Yuri, Selasa (22/9).

Halaman 2 dari 2
(alg/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads