Kasus COVID-19 di Boyolali Melonjak, RS Darurat Penuh

Kasus COVID-19 di Boyolali Melonjak, RS Darurat Penuh

Ragil Ajiyanto - detikNews
Senin, 07 Sep 2020 15:31 WIB
Rusunawa yang jadi Rumah Sakit Darurat Corona (RSDC) di Boyolali
Foto: Rusunawa yang jadi Rumah Sakit Darurat Corona (RSDC) di Boyolali (Ragil Ajiyanto/detikcom)
Boyolali -

Kasus terkonfirmasi positif virus Corona atau COVID-19 di Boyolali melonjak signifikan. Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Boyolali pun kini penuh pasien.

"Kondisi rumah sakit di Boyolali, saat ini di RSUD Pandan Arang di ruang Brotowali yang merawat pasien kasus berat, itu sebenarnya belum penuh. Masih memungkinkan untuk merawat. Namun yang penuh itu yang di Rusunawa (RSDC)," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali, Ratri S Survivalina, di ruang kerjanya Senin (7/9/2020).

Terbatasnya daya tampung di RSDC itu membuat pasien positif COVID-19 bakal diseleksi dari tingkatan gejalanya. Bagi kasus positif ringan dan tanpa gejala akan diarahkan untuk isolasi mandiri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di di Rusunawa itu kemarin lebih banyak memang dirawat kasus-kasus positif yang asimptomatik. Namun sekarang akan kita seleksi, dimana yang masuk di sana itu adalah kasus suspect yang bergejala sedang sampai berat. Untuk gejala ringan dan tanpa gejala kita arahkan untuk isolasi mandiri," ucap Lina, sapaannya.

Saat ini, total kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Boyolali sebanyak 603 kasus. Dengan rincian, pasien yang menjalani perawatan sebanyak 106 orang, isolasi mandiri 202 orang, selesai isolasi 273 orang dan meninggal dunia 22 orang.

ADVERTISEMENT

Lina mengatakan strategi penanganan pasien COVID-19 di Boyolali kini harus dipilah antara yang bergejala dan tidak bergejala. Di mana pasien yang tidak bergejala cukup isolasi mandiri di rumah agar tidak menambah kasus penularan virus Corona.

"Itu memang penting ya, dan itu tidak perlu dilakukan oleh pemerintah. Sebenarnya cukup melalui kemandirian masyarakat masing-masing dengan berbasis jogo tonggo atau pengawasn dari tetangga-tetangga supaya ada fungsi kontrol bahwa yang bersangkutan itu memang benar-benar melaksanakan fungsi isolasi secara mandiri," papar dia.

Lina menyebut kasus-kasus yang bergejala atau suspect harus dirawat di rumah sakit. Kecuali untuk pasien yang bergejala ringan.

"Nah untuk yang kasus suspect ini memang harus mendapatkan penanganan khusus karena mereka biasanya memang sudah ada kegagalan dalam pembentukan sistem imun. Sehingga bisa berkembang menjadi komplikasi yang lebih parah karena adanya kegagalan sistem imunnya tersebut dan itu memang perlu bantuan dari perawatan di rumah sakit," terang dia.

Melihat meningkatnya kasus COVID-19 di Boyolali ini, pihaknya pun mempertimbangkan penambahan kapasitas RSDC di Rusunawa Kelurahan Kemiri, Kecamatan Mojosongo. Saat ini kapasitas RSDC sekitar 70 tempat tidur yang menempati lantai 1 hingga 3.

"Ada kemungkinan memang ditambah kapasitasnya sampai ke lantai 5. Jadi bisa menambah kurang lebih ya 40-an tempat tidur. Ini sedang berproses, kita usahakan selalu berproses, sambil kita selalu melaksanakan seleksi mengenai kasus-kasus positif ini untuk yang masuk ke Rusunawa ini yang bergejala sedang sampai berat," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(ams/mbr)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads