Kisah Mbah Ginem, Uang dan Dagangan Dibawa Kabur Perempuan Misterius

Kisah Mbah Ginem, Uang dan Dagangan Dibawa Kabur Perempuan Misterius

Angling Adhitya Purbaya - detikNews
Minggu, 06 Sep 2020 11:23 WIB
Mbah Ginem, padagang makanan keliling di Semarang yang ditipu warga.
Mbah Ginem, padagang makanan keliling di Semarang yang ditipu warga. (Foto: Angling Adhitya Purbaya/detikcom)
Semarang -

Penipuan menyasar pedagang kecil keliling kembali terjadi di Semarang. Kali ini penjual nasi dan jajan keliling di sekitar Banjir Kanal Barat Semarang dibawa kabur dagangan dan hasil uang jualannya.

Seorang nenek bernama Waginem (65) yang tinggal di kontrakan Jalan Setiyaki Baru 2 RT 6 RW 8 Bulu Lor Semarang Utara hanya bisa meratapi dan berusaha ikhlas dengan kejadian yang menimpanya hari Jumat (5/9) pagi kemarin itu.

"Kejadian sekitar jam 8.30 sekitar PKL Banjir Kanal Barat," kata mbah Ginem dengan bahasa Jawa saat ditemui di rumahnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nenek lima cucu itu sudah mulai berkeliling menjajakan berbagai makanan yang dititipkan padanya sekitar pukul 06.00 WIB. Dengan kaki rentanya ia harus beberapa kali istirahat karena berjalan menyusuri rute jualan.

Sekitar pukul 08.30 WIB, masih ada cukup banyak nasi bungkus di keranjang yang dibawanya berkeliling. Bagai angin segar, seorang wanita muda bermotor matic datang dan mengatakan akan memborong dagangannya.

ADVERTISEMENT

"Saya mikirnya kalau dibeli semua saya bisa pulang pagi. Terus dia bilang saya juga mau diboncengin, tapi saya tidak mau, kalau dibonceng (pulangnya) kesasar bagaimana," ujarnya.

"Cempluk (gempal), kelihatan masih muda, pintar ngomong," imbuh Mbah Ginem.

Perempuan itu mengatakan memborong dagangan Mbah Ginem untuk dibagikan ke anak-anak. Namun ternyata setelah mengambil nasi bungkus Mbah Ginem, perempuan itu juga mengambil dompet lalu kabur.

"Nasinya dibawa, ada dompetnya," ujarnya.

Uang penjualan sekitar Rp 400 ribu dan dagangan sekitar Rp 200 ribu raib. Ia pun hanya bisa menangis di warung kenalannya. Mbah Ginem sempat takut pulang karena tidak bisa setoran.

"Saya nangis. Sempat takut pulang karena tidak bisa setoran. Tapi terus diantar teman pulang," katanya.

Setelah menceritakan musibah yang menimpanya, ternyata ia diberi keringanan untuk setor, bahkan ada yang membebaskan Mbah Ginem dari setoran.

"Ada yang boleh nyicil, ada yang tidak usah setor," katanya.

Kisahnya itu sempat beredar di media sosial dan ada bantuan yang datang salah satunya dari relawan Semarang Peduli. Mbah Ginem pun bersyukur ada yang membantu dan ikhlas dengan apa yang menimpanya serta tidak melapor ke polisi.

"Tidak, tidak lapor. Rejeki sudah ada yang mengatur," katanya.

Mbah Ginem juga tetap akan berjualan lagi karena sudah sekitar 20 tahun ditekuni. Meski keuntungan hanya sekitar Rp 50 ribu sampai Rp 60 ribu sehari, namun itu cukup membantu perekonomian.

"Saya tidak kapok, mau jualan lagi. Kalau tidak jualan siapa yang bantu (perekonomian)," ujarnya.

Untuk diketahui, kisah serupa pernah terjadi 11 Agustus 2020 lalu yang menimpa penjual jajanan, Khotimah (70) di daerah Jangli, Semarang.

Nenek itu juga didatangi perempuan muda yang mengaku akan memborong semua dagangannya. Bahkan korban sempat diboncengkan dan diturunkan di Masjid yang berjaram sekitar 2 km dari rumahnya.

Perempuan itu mengaku akan mengambil kunci ke ibunya namun tidak kembail bersama jajanan dan dompet yang sudah dibawa di motor. Khotimah pun harus berjalan untuk pulang karena tidak punya uang.

Halaman 2 dari 2
(alg/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads