Didemo Warga, Pasien COVID-19 di Klaten Ini Batal Karantina di Rumah

Didemo Warga, Pasien COVID-19 di Klaten Ini Batal Karantina di Rumah

Achmad Syauqi - detikNews
Sabtu, 29 Agu 2020 15:23 WIB
Suasana Dusun Klegen, Desa Srebegan, Kecamatan Ceper, Klaten usai demo tolak pasien COVID-19 dikarantina mandiri
Foto: Suasana Dusun Klegen, Desa Srebegan, Kecamatan Ceper, Klaten usai demo tolak pasien COVID-19 dikarantina mandiri (Achmad Syauqi/detikcom)
Klaten -

Warga Dusun Klegen, Desa Srebegan, Kecamatan Ceper, Klaten melakukan demo menolak pasien positif virus Corona (COVID-19) di Klaten berinisial D (54) diisolasi mandiri. Akibatnya pasien itu dievakuasi ke Edotel Klaten untuk menjalani karantina.

Pantauan detikcom di lokasi, Sabtu (29/8), pukul 09.00 WIB, suasana dusun terlihat sepi. Di setiap gang dipasang portal dari bambu untuk menutup jalan.

Jelaga bekas ban yang dibakar warga, juga masih terlihat di jalan di sekitar rumah D. Tim Satgas COVID-19 berpakaian APD terlihat mengantarkan pulang keluarga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tadi malam, Jumat (28/8) sudah kita bawa ke Edotel setelah situasi memanas sekitar pukul 21.00 WIB. Kondisi pasien baik," kata Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Pemkab Klaten, dokter Anggit Budiarto pada detikcom saat dihubungi, Sabtu (29/8/2020).

Anggit menjelaskan pasien positif COVID-19 itu sebelumnya sempat ke Jakarta. Dia terkonfirmasi COVID-19 setelah diperiksa di Klaten.

ADVERTISEMENT

"Positif yang memeriksa tim Satgas kabupaten. Tapi ada riwayat sebelumnya bekerja di Jakarta dan pulang sehingga bisa jadi terpapar saat perjalanan pulang," terang Anggit.

Anggit pun menyayangkan adanya penolakan dari warga. Sebab, pasien positif COVID-19 asalkan mengisolasi diri mandiri bisa sembuh dengan cepat.

"Asal mau mengisolasi mandiri, menjaga kesehatan dan mentaati protokol kesehatan dalam 10 hari bisa sembuh. COVID bukan aib dan asalkan tidak ada penyakit penyerta bisa sembuh cepat," terang Anggit.

Dia menjelaskan tak semua pasien COVID-19 tak ditampung di rumah sakit dengan alasan keterbatasan daya tampung. Dia menuturkan pasien COVID-19 yang dirawat di rumah diyakini bisa imuninnya lebih cept meningkat.

"Tidak harus di RS. Sebab dengan di rumah asalkan mampu mentaati anjuran akan sembuh sebab imunitas akan membaik," terang Anggit.

Dihubungi terpisah, Camat Ceper Supriyono menjelaskan pasien itu semula dirawat di rumah. Namun, menjelang sore warga yang keberatan mulai memanas.

"Sebab keberatan warga semakin besar akhirnya dipindahkan. Padahal sebenarnya meskipun positif kondisinya baik tapi itulah warga dengan pemahaman yang berbeda-beda," terang Supriyono kepada detikcom.

Sementara itu, salah satu tetangga pasien itu, Suliyem menuturkan warga keberatan karena D dirawat di rumah. Pasien COVID-19 itu mulanya datang dari Jakarta dan usai dinyatakan positif Corona dirawat di rumah.

"Warga mintanya dibawa dari rumah tapi malah dipulangkan. Jadi warga demo," ungkap Suliyem di lokasi pada detikcom.

Suliyem mengatakan beberapa warga dan keluarga D juga diperiksa tim Puskesmas. Dia mengatakan sejumlah warga tidak nyaman dengan pemeriksaan itu.

"Warga sebagian tidak nyaman. Jadi minta tidak dirawat di rumah," kata Suliyem.

Halaman 2 dari 2
(ams/ams)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads