Penggerak Penyerangan Acara Doa Nikah di Solo Ditangkap di Pacitan

Penggerak Penyerangan Acara Doa Nikah di Solo Ditangkap di Pacitan

Bayu Ardi Isnanto - detikNews
Selasa, 18 Agu 2020 10:51 WIB
Kapolresta Solo Kombes Ade Safri Simanjuntak, Lapangan Manahan, Solo, Selasa (18/8/2020).
Kombes Ade Safri Simanjuntak (Foto: Bayu Ardi Isnanto/detikcom)
Solo -

Polisi akhirnya menangkap penggerak penyerangan acara doa menjelang pernikahan anak Habib Umar Assegaf di Solo pada Sabtu (8/8) lalu yang berinisial S. S ditangkap di Pacitan Jawa Timur.

"Hasil penyelidikan S yang ditangkap di Pacitan, Jawa timur itu kapasitasnya penggerak salah satu kelompok massa yang terlibat dalam aksi kekerasan yang terjadi," ujar Kapolresta Solo Kombes Ade Safri Simanjuntak usai mengikuti apel pasukan di kompleks Stadion Manahan, Solo, Selasa (18/8/2020).

Ade mengungkap S ditangkap oleh tim gabungan Polresta Solo dan Polda Jateng, Minggu (16/8). Meski ditangkap di Pacitan, Ade mengatakan, S merupakan warga Solo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diberitakan sebelumnya, perwakilan keluarga Habib Umar Assegaf, Memed, sempat menceritakan detik-detik mencekam penyerangan itu. Memed menceritakan peristiwa itu bermula saat keluarga menggelar doa bersama di rumah yang terletak di Mertodranan, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, Sabtu (8/8) pukul 17.45 WIB.

Doa bersama tersebut merupakan salah satu rangkaian acara menjelang pernikahan salah seorang keluarga yang akan digelar keesokan harinya.

ADVERTISEMENT

Keluarga yang sedang berada di dalam rumah tiba-tiba dikagetkan dengan teriakan dari luar.

"Pak Kapolsek mendatangi kami, mengonfirmasi kegiatan kami, saya jelaskan ada pernikahan," ujar Memed usai membuat laporan di Polresta Solo, Senin (10/8).

Terdapat tiga orang terluka akibat penyerangan di Solo ini yakni ayah dari mempelai perempuan, Habib Umar Assegaf (54) dan anaknya, HU (15), serta Husin Abdullah (57). Memed bercerita ketiga korban itu ditendang, dipukul dan dilempari batu.

Diwawancara terpisah, pengacara tersangka, Hery Dwi Utomo menyebut alasan massa mendatangi lokasi kejadian adalah ada informasi soal kegiatan terlarang.

"Sebetulnya kalau kita melihat dari kejadian itu, memang masyarakat dan massa di lokasi mensinyalir itu adalah kegiatan sekte-sekte tertentu," kata Hery saat dihubungi detikcom, Rabu (12/8).

Hery menyebut massa menduga keluarga Habib Umar Assegaf menganut aliran yang tidak sepaham dengan mereka. Hal itu berdasarkan hasil identifikasi warga sekitar rumah almarhum Assegaf bin Jufri di Mertodranan, Pasar Kliwon, Solo.

Kecurigaan kliennya timbul karena acara di lokasi penyerangan di Pasar Kliwon, Solo, itu sama dengan kejadian tahun-tahun sebelumnya. Dia menyebut massa berulang kali melakukan pembubaran kegiatan pada tanggal tersebut.

Terkait aksi penyerangan, menurutnya bermula karena ada satu mobil yang mencoba keluar dari lokasi kejadian. Padahal saat itu masih terjadi negosiasi yang dimediasi oleh kepolisian.

"Itu diawali karena ada satu mobil yang mau menerobos keluar sebelum mediasi selesai. Akhirnya terjadilah perusakan itu," katanya.

Halaman 2 dari 2
(sip/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads