Melonjaknya kunjungan wisatawan di Malioboro selama long weekend ini mendapat sorotan dari Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X. Sultan meminta UPT Malioboro agar konsisten dalam mengatur wisatawan yang datang.
"Yang penting betul-betul UPT-nya di Malioboro konsisten. Kalau memang didata ya didata (wisatawan yang datang), jangan ditinggal, sehingga penuh (Malioboro penuh wisatawan)," kata Sultan saat ditemui wartawan di Yogyakarta, Senin (17/8/2020).
Bukan tanpa alasan, hal itu karena Minggu (16/8) malam Sultan sempat lewat kawasan Malioboro dan tidak mendapati petugas yang berjaga di beberapa zona yang berfungsi membatasi kerumunan wisatawan di Malioboro.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kan mestinya dibatasi 500-500 (wisatawan per zona). Yang jaga juga tidak ada tadi malam, berarti kan ndak konsisten," ujar Sultan.
Menanggapi hal tersebut, Kepala UPT Malioboro, Ekwanto mengaku jika kunjungan wisatawan mengalami peningkatan selama long weekend. Karena itu, pihaknya meminta bantuan kepada Satpol PP dan Dishub untuk membantu mengawasi wisatawan yang datang.
"Untuk petugas Jogoboro yang jumlahnya 36 bertahan di titik zona, karena itu tidak bisa mobile. Untuk itu kami minta Satpol PP dan Dishub untuk membantu baik mengurai kerumunan dan mengarahkan jalan pengunjung (yang ada di Malioboro)," ucapnya.
Terkait tidak konsistennya Jogoboro, Ekwanto menerima menerimanya. Mengingat jumlah Jogoboro terbatas dan semuanya bertugas di zona-zona untuk memeriksa suhu badan hingga mengarahkan wisatawan untuk melakukan scan QR Code sebagai pendataan.
"Di satu sisi kalau kami dianggap tidak konsisten ada betulnya, tetapi apa boleh buat saat kondisi ramai kita tidak bisa membantu menyeberangkan wisatawan misalnya. Karena bisa menambah persoalan nanti," katanya.
"Jadi kalau ada yang bilang Jogoboro tidak ada yang mengatur (wisatawan), itu karena kami memang kehabisan personel," imbuh Ekwanto.
(mbr/mbr)