Siswa Sekolah Tatap Muka Sembunyi-sembunyi di Brebes Dilarang Berseragam

Siswa Sekolah Tatap Muka Sembunyi-sembunyi di Brebes Dilarang Berseragam

Imam Suripto - detikNews
Rabu, 05 Agu 2020 16:14 WIB
SMP Negeri 2 Jatibarang, Brebes, gelar pembelajaran tatap muka, Rabu (5/8/2020).
SMP Negeri 2 Jatibarang, Brebes, gelar sekolah tatap muka, Rabu (5/8/2020). (Foto: Imam Suripto/detikcom)
Brebes -

SMP Negeri 2 Jatibarang, Brebes, Jawa Tengah, sudah hampir tiga pekan ini menggelar sekolah tatap muka atau pembelajaran tatap muka (PTM) di tengah pandemi COVID-19. Pelaksanaan sekolah tatap muka ini dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan para siswa diminta tidak memakai seragam saat sekolah.

Wakil Kepala SMPN 2 Jatibarang, Iman Rifai mengatakan, agar tidak menimbulkan kecurigaan dari pihak Gugus Tugas COVID-19, pihak sekolah sengaja menggelar sekolah tatap muka ini secara sembunyi-sembunyi. Caranya, siswa tidak diperbolehkan mengenakan seragam saat berangkat sekolah.

"Terus terang, ini sudah hampir tiga minggu berjalan. Sengaja kami belajar sembunyi-sembunyi. Siswa tidak boleh pakai seragam. Sebelum ketahuan ini, tidak ada yang tahu bahwa di sini ada tatap muka, termasuk dari Gugus Tugas Kecamatan. Kami khawatir akan jadi masalah," kata Iman saat ditemui di tempat kerjanya, Rabu (5/8/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Imam menjelaskan, sekolah tatap muka ini dilakukan atas desakan orang tua atau wali murid. Ia menyebut banyak siswa SMPN 2 Jatibarang tinggal di daerah yang belum terjangkau jaringan internet. Jika ada jaringan, menurutnya sangat lemah dan tidak bisa mendukung siswa belajar daring.

"Kami semua sebenarnya sangat menyadari, saat ini masih dalam masa pandemi. Seharusnya pembelajaran dilakukan secara daring. Namun pada kenyataannya, daring tidak bisa berjalan lancar. Sehingga banyak orang tua meminta ke kami supaya tatap muka. Bahkan (orang tua) sudah menandatangani surat pernyataan," ungkap Iman Rifai.

ADVERTISEMENT

Selain itu, Imam mengungkap, banyak siswanya yang tidak memiliki smartphone atau laptop. Dia memerinci, dari 960 siswa, ada sekitar 10-15 persen yang tidak memiliki smartphone. Mereka berasal dari keluarga tidak mampu atau menengah ke bawah.

"Jika membantu paket kuota untuk siswa itu bisa diambil dari dana BOS. Tapi jika harus membelikan HP sebanyak 100 atau 150 unit untuk siswa, itu jelas menyalahi aturan," kata Imam.

Untuk pembelajaran tatap muka di sekolah ini, lanjutnya, dilakukan dengan cara bergiliran. Shift pertama kelas VII masuk jam 07.00 WIB dan pulang 09.30 WIB. Kelas VIII masuk 08.00 WIB sampai 10.30 WIB dan kelas IX masuk jam 08.30 WIB sampai 11.30 WIB.

"Kami menerapkan protokol kesehatan. Wajib masker dan cuci tangan. Setiap kelas juga maksimal diisi 16 orang karena bergiliran. Setiap minggu siswa berangkat tiga kali," terang Imam.

Ditemui usai pelajaran, siswi kelas VII SMPN 2 Jatibarang, Siti Husnul Khotimah mengaku senang bisa kembali sekolah. Siswi ini tidak bisa mengikuti pelajaran daring karena tidak memiliki smartphone.

"Senang aja bisa sekolah lagi, ketemu teman-teman. Kalau belajar dari rumah, saya tidak bisa ikut karena tidak punya android," ucap Siti.

Sementara, sejumlah orang tua yang ditemui saat menjemput anaknya di SMPN 2 Jatibarang mengatakan, sekolah tatap muka ini memang atas permintaan wali murid.

Salah satunya Sugiarteni (45). Anaknya tidak bisa mengikuti proses belajar jarak jauh.

"Saya salah satu yang minta (sekolah) tatap muka. Proses belajar di rumah, anak saya kesulitan. Banyak hal yang kurang bisa dipahami. Malah sempat anak minta supaya ada kelas privat, tapi saya tidak punya uang untuk bayar pengajar," kata Sugiarteni.

Orang tua murid lainnya, Siti Nur Maemunah (38) mengatakan anaknya sering menangis karena tidak bisa mengikuti sistem pembelajaran daring secara lancar. Alasannya terkendala sinyal internet yang lemah.

Halaman 2 dari 2
(rih/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads