Bambang Arianto, pria yang membuat sebuah video pengakuan telah melakukan pelecehan seksual dengan kedok penelitian terkait perilaku swinger, ternyata aktif mendukung Jokowi di medsos. Eks Ketua Tim Pemenangan Jokowi di DIY pun mengaku kenal, namun dia menyebut Bambang Arianto sebagai buzzer freelance.
Ketua Tim Pemenangan Jokowi di DIY saat Pilpres 2019, Bambang Praswanto mengaku mengenal Arianto. Kendati demikian, Arianto tidak termasuk dalam tim pemenangan Jokowi saat Pilpres kemarin.
"Dia kelihatannya tidak tergabung dalam tim (pemenangan Jokowi DIY), saya justru mengenalnya setelah pilpres. Tapi saya belum pernah ketemu tatap muka hanya WA (WhatsApp)," katanya saat dihubungi detikcom melalui sambungan telepon, Selasa (4/8).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selanjutnya, Ketua DPD PDIP DIY tersebut mengakui bahwa Arianto aktif sebagai buzzer dan terkenal aktif di media sosial (medsos).
"Kemungkinan dia menjadi buzzer freelance yang langsung gabung dengan kelompoknya dia orang-orang tingkat pusat. Jadi tidak di tingkat bawah tapi tingkat pusat dan dia memang aktif buzzer di mana-mana," ujarnya.
Menyoal tanggapannya atas kelakuan Arianto, Bambang sangat menyesalkannya. Selain itu, Bambang berharap kasus itu dibawa ke ranah hukum.
"Saya menyesalkan tindakan dia, dan menurut saya perlu dibawa ke ranah hukum. Kenapa? Karena korbannya banyak, dan semua perempuan," katanya.
Tonton video ''Perlawanan' Dosen Unnes yang Di-skors karena Postingan soal Jokowi':
"Pelaku bukan bagian dari tim kampanye Jokowi-Ma'ruf Amin. Ini saya tegaskan karena ada framing di medsos yang mengkaitkan aktifitas politik mantan dosen berinisial BA ini," kata Eko yang kini juga menjabat Ketua Komisi A DPRD DIY.
"Kalau ada ramai di medsos dikait kaitkan dengan tim kampanye Joko Widodo-Ma'ruf Amin saya tegas sampaikan BA tidak ada kaitan sama sekali. Tindakan amoral ini 100% tanggung jawab pribadi dan tidak terkait dengan politik. Framing terhadap aktifitas politiknya yang seolah olah menjadi tim sukses jokowi sebaiknya dihentikan dan materi difokuskan pada proses hukum saja kepada yg bersangkutan," imbuh Eko.
Terlepas dari hal tersebut, Eko juga mendukung langkah Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta yang memutuskan untuk membuka layanan aduan bagi para korban kasus pelecehan seksual Bambang Arianto. Hal itu agar jumlah korban Bambang terungkap secara gamblang.
"Kita dukung langkah UNU Yogyakarta buka layanan aduan. Pelaku pelecehan ini telah berbicara terbuka lewat media sosial, proses hukum harus tetap ditegakan," ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, Bambang Arianto di Yogya membuat sebuah video pengakuan telah melakukan pelecehan seksual dengan kedok melakukan penelitian terkait perilaku swinger. Tak cuma itu, di video tersebut dia juga mengaku telah telah melakukan pelecehan fisik terhadap korban.
Video pengakuan Bambang Arianto menjadi viral dan menjadi perbincangan hangat di Yogyakarta. Dalam video tersebut, Bambang Arianto menyatakan telah melakukan pelecehan seksual dengan kedok penelitian terkait swinger.