Wali Kota Salatiga, Yulianto mengeluarkan surat edaran Gerakan Sehari Tanpa Nasi (GSTN). Hal itu dimaksudkan untuk hidup sehat serta pencegahan penyakit tidak menular dan menjaga ketahanan pangan.
Dalam Surat Edaran No 520/347/415 tentang GSTN disebutkan masyarakat mengonsumsi makanan lokal non-beras satu hari dalam sebulan. Disebutkan juga dalam rapat atau pertemuan yang digelar Pemkot Salatiga harus menggunakan makanan non-beras dari produk lokal atau dalam negeri.
Yulianto juga menjelaskan Lurah diminta menginformasikan kepada warga lewat RT dan RW. Ia menjelaskan salah satu alasan gerakan itu untuk membiasakan hidup sehat dan terhindar dari penyakit tidak menular.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya sendiri sudah mempraktikkannya, diet nasi. Jadi nanti sehari dalam sebulan nasi diganti singkong, umbi-umbian. Ya mencegah penyakit tidak menular seperti jantung, kolesterol, dan asam urat yang bisa dipicu karena makanan," kata Yulianto saat ditemui detikcom di rumah dinasnya, Selasa (4/8/2020).
Alasan lainnya yang tidak kalah penting dan juga tertuang dalam surat edaran yaitu menjaga ketahanan pangan di Salatiga saat masa pandemi COVID-19. Maka pengganti nasi bisa diganti dengan produk lokal non-beras.
"Selain kesehatan juga untuk ketahanan pangan," tegasnya.
Meski surat sudah beredar, untuk pelaksanaan masih melihat situasi pandemi. Jika sudah zona hijau maka mulai ditentukan tanggalnya, sedangkan saat ini menurut Yulianto, Salatiga sudah mulai hijau.
"Untuk administrasi sudah ya suratnya. Nanti serentak tapi kita belum tentukan timing-nya. Melihat COVID-nya dulu," jelas Yulianto.
Sementara itu terkait ketahanan pangan di Salatiga, menurut Yulianto masih aman. Selama ini untuk jaring pengaman sosial kepada warga terdampak COVID-19 juga menggunakan produk lokal.
"Bahkan untuk bantuan jaring pengaman sosial bantuan terdampak COVID-19 kita juga memberdayakan petani lokal, baik untuk beras maupun telur. Harapannya ekonomi menggeliat di antara warga Salatiga," jelasnya.