Belakangan ini jumlah kasus baru positif COVID-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) meningkat tajam. Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X mengingatkan agar masyarakat disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan.
"Yo rapopo, yowes piye (ya tidak apa-apa mau bagaimana lagi). Itu kan tergantung masyarakat sendiri, saya kan tidak bisa apa-apa. Untuk jaga diri itu kan kesadaran dan disiplinnya masyarakat sendiri," kata Sultan HB X saat ditemui wartawan di depan Gedhong Pracimosono, Kompleks Kantor Gubernur DIY, Kecamatan Danurejan, Kota Yogyakarta, Senin (3/8/2020).
Ngarsa Dalem pun meminta masyarakat agar betul-betul mentaati dan menerapkan protokol kesehatan. Menurutnya hal tersebut mampu menekan laju pertumbuhan kasus positif di DIY.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Makanya kan saya selalu mengatakan, Corona itu wong obatnya paling murah kok cukup di rumah, kalau tidak perlu tidak perlu keluar mesti sehat," pesan Sultan.
Sebab, jika masyarakat tidak disiplin protokol kesehatan kasus positif COVID-19 akan terus bertambah.
"Sehingga mungkin Corona itu tidak ada yang peak lalu turun, mungkin naik-turun, naik-turun terus begini. Selama masyarakatnya bergaul tidak mau pakai masker, tidak mau jaga jarak dan sebagainya ya mungkin fluktuatif saja," ujar Sultan.
Terlepas dari hal tersebut, pihaknya juga berupaya untuk memutus rantai penularan COVID-19. Mengingat saat ini penularan COVID-19 di DIY terjadi karena transmisi lokal.
"Tapi justru di rumah saja itu yang buat gelisah. Nah, kita hanya ingin bagaimana cepat menangani supaya tidak terjadi (penularan) dari masyarakat ke masyarakat," ujarnya.
"Sehingga kecenderungannya keluar dari Yogya, bawanya pulang bawa penyakit, sehingga secepat mungkin itu bisa kita atasi supaya nanti tidak mempersulit," imbuh Sultan.
Hal senada juga disampaikan Sekretaris Daerah Istimewa Yogyakarta (Sekda DIY), Kadarmanta Baskara Aji. Dia meminta agar masyarakat meningkatkan kewaspadaannya akan penyebaran COVID-19.
"Ini yang harus hati-hati kita mohon masyarakat di Yogya, di DIY harus waspada. Karena lonjakan kasus itu sekarang sudah tidak lagi dari wisatawan atau dari tamu, tetapi transmisi lokal yang cukup banyak," ucapnya saat ditemui di Bangsal Kepatihan.
"Ini saya kira harus hati-hati, bagaimana masyarakat di DIY bisa menjaga diri supaya tidak ada transmisi lokal, kalo dari kasus yang dilihat ini kan sudah transmisi lokal," lanjut Aji.
Aji mengaku tengah berkoordinasi dengan pihak terkait untuk menambah kapasitas rumah sakit rujukan COVID-19. Namun, untuk OTG dia menilai tidak perlu dirawat di rumah sakit.
"Jadi kita memang sudah koordinasi dengan teman-teman di rumah sakit dan di Dinkes Kabupaten/Kota untuk siapkan shelter untuk karantina mandiri. Karena rata-rata mereka yang kita swab dan positif ini kan OTG, orang yang tidak pakai gejala," ucapnya.
"Jadi saya kira itu tidak harus di Rumah Sakit, penting dia ada di shelter, isolasi diri agar tidak terjadi transmisi lokal dan diberi vitamin yang cukup. Jadi tidak harus dalam bentuk bed di rumah sakit, karantina di shelter sudah bisa," imbuh Aji.
Perlu diketahui, pada hari Jumat (31/7) jumlah kasus positif COVID-19 di DIY mengalami lonjakan sejumlah 64 kasus dalam sehari, dan kembali terulang pada hari Sabtu (1/8) dengan tambahan sejumlah 67 kasus. Sedangkan kemarin, Minggu (2/8) jumlah tambahan kasus positif COVID-19 mengalami penurunan menjadi 19 kasus dalam sehari.