Hasil swab Wakil Wali Kota Solo Achmad Purnomo yang dinyatakan negatif COVID-19 ramai dibahas di aplikasi percakapan. Pemkot Solo buka suara soal tudingan hasil swab pemkot tidak seprofesional tes swab mandiri.
Dalam kabar yang beredar itu, disebut hasil tes swab Purnomo dipertanyakan karena hasilnya berbeda. Pesan itu juga meminta agar kondisi kesehatan Purnomo disampaikan dengan jelas. Berikut ini bunyi pesan tersebut:
"Dua Hasil Test kok Berbeda, Siapa yg tidak Profesional....?? Ya mungkin saja. Jangan sampai spt info kmrn Solo daerah hitam, ternyata katanya utk shock therapy. Jgn buat bingung dan Keresahan di Masyarakat, Cofid 19 adalah Virus yg sangat Mematikan dan sampai sekarang belum Ditemukan Obatnya.....
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
KOK MALAH DO DINGGO GOJEKAN.....
Dinas kesehatan kota solo jgn Sembrono dalam bekerja.....
Berikan informasi yg benar terkait hal ini di masyarakat, Beliau adalah Pemimpin Kota solo, Kasihan beliau...," demikian bunyi pesan yang beredar itu dengan disertai emotikon.
Menanggapi pesan tersebut, Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo mengatakan pihaknya tidak dapat mengintervensi hasil tes swab. Menurutnya, spesimen dikirim ke laboratorium lain, seperti RS UNS di Solo, bahkan sampai ke Salatiga atau Semarang.
"Tidak bisa kita minta yang ini dibuat positif, ini dibuat negatif. Itu laboratoriumnya di luar pemkot semua. Kita tidak bisa mengintervensi," kata Rudy dalam jumpa pers virtual, Selasa (28/7/2020).
Rudy menyebut perbedaan hasil swab dalam kasus Purnomo sangat wajar terjadi. Sebab, tes swab yang dilakukan dalam rentang waktu cukup jauh.
Purnomo awalnya melakukan rapid test sebelum berangkat ke Jakarta pada Kamis (16/7), hasilnya berada di ambang batas antara reaktif dan non-reaktif. Untuk memastikan diagnosis, dia dites swab pada 17-18 Juli 2020.
"Hasilnya diketahui positif (COVID-19) pada 23 Juli. Lalu 24 Juli beliau tes swab mandiri, hasilnya keluar pada 27 Juli, negatif. Jadi ada rentang mulai 17 sampai 24 Juli, tentu hasilnya bisa berbeda, mungkin kondisinya membaik," ujarnya.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo Siti Wahyuningsih menjelaskan hasil tes swab pertama Purnomo baru diketahui lima hari setelahnya karena laboratorium RS UNS sedang tutup. Pihaknya lalu mengirim spesimen ke Semarang.
"Tanggal 17-18 RS UNS tutup karena ada tracing internal, maka kita kirim ke provinsi. Tidak mungkin kita menunggu RS UNS, makanya hasilnya baru keluar," ujar Ning, sapaannya.
Kemudian terkait tudingan tidak adanya kontak Purnomo yang dinyatakan positif COVID-19, Ning mengatakan hal tersebut sangat mungkin terjadi. Menurutnya, Purnomo sendiri diketahui cukup teratur menerapkan protokol kesehatan.
"Penularan itu tergantung tiga hal, virusnya, lingkungan dan orang. Jadi mungkin saja ada yang tertular dan tidak tertular. Makanya selalu kita imbau pakai masker, cuci tangan, jaga jarak, dan jaga imunitas," jelas Ning.