Kisah Dimas Ibnu Alias, siswa kelas 7 SMPN 1 Rembang yang tetap semangat sekolah meski sendirian karena tak memiliki smartphone untuk belajar online menuai apresiasi. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyebut langkah Dimas bisa diikuti bagi siswa lain yang tak punya fasilitas belajar daring.
"Saya lihat sudah ada pihak yang membantu, itu bagus. Tapi kalau ada lagi yang lain yang sama dengan Dimas dan belum ada yang membantu, sebenarnya cara belajar ke sekolah seperti Dimas itu cara yang benar. Guru punya kepedulian apakah mendatangi atau anaknya bisa diajari di sekolah," kata Ganjar di rumah dinasnya, Semarang, Jumat (24/7/2020).
Ganjar menyebut banyak guru-guru yang peduli dan mencari solusi untuk siswanya yang kesulitan sekolah daring. Ganjar menyebut infrastruktur sekolah daring menjadi tanggung jawab Pemda setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Daerah mesti menyiapkan. Kalau belum bisa, maka daerah harus menyiapkan model pembelajaran tatap muka dengan murid terbatas dan harus dengan protokol kesehatan ketat," kata Ganjar.
Ganjar pun mengusulkan sekolah tatap muka bisa dilakukan dengan maksimal 10 siswa. Sekolah tatap muka ini diberikan kepada para siswa yang punya keterbatasan untuk sekolah daring namun dengan syarat memperhatikan protokol kesehatan.
"Kalau satu atau lima bahkan sepuluh siswa itu masih bisa. Sebenarnya ini kan cerita protokol kesehatan, tinggal nanti dipantau apabila memang pembelajarannya harus seperti itu. Semua harus dilakukan demi akses proses belajar mengajar anak bisa berjalan baik," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Dimas tetap semangat berangkat ke sekolah saat teman-temannya sekolah daring di masa pandemi virus Corona atau COVID-19 ini. Pihak sekolah pun memaklumi dan mengizinkan Dimas belajar tatap muka karena tak punya ponsel pintar atau smartphone.
Tonton video 'Cerita Dimas yang Masuk Sekolah Sendirian di Tengah Pandemi':