"Rata-rata soal keprotokolan sekarang mengalami decline yang cukup tajam, karena gegap gempita kenormalan baru itu banyak diartikan seperti sebelum COVID-19, gitu," kata Ganjar di rumah dinasnya, Kamis (9/7/2020).
Ganjar berharap seluruh kepala daerah di Jawa Tengah tetap waspada apapun status kerawanannya. Ia menegaskan saat ini meningkatkan kedisiplinan menjadi pekerjaan rumah yang penting untuk pemerintah daerah.
"Perlu protokol kesehatan yang tinggi. Maka nampak-nampaknya, disiplin ini masih jadi PR besar kita. Kenapa kemudian Kota Semarang Raya saya minta untuk melakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PKM), itu karena kalau kita tidak mau melakukan pencegahan itu, orang merasa biasa-biasa saja," jelas Ganjar.
Ia mencontohkan situasi kesadaran protokol kesehatan yang menurun adalah di Simpang Lima Semarang ketika hari Minggu pagi. Ganjar mengatakan wali kota sudah bagus meniadakan CFD, namun kenyataannya warga tetap datang.
"Pak Hendi (Wali Kota Semarang) sudah melakukan tindakan yang bagus, tidak ada CFD. Tapi faktanya kemarin saya cek nggak bisa. Tapi ketidakdisiplinan ini mesti ditingkatkan dengan aturan yang lebih ketat. Kalau perlu apa? Ya ditutup ruas-ruas jalan itu, jam malamnya diketatkan lagi, istilah Pak Jokowi itu sekarang saatnya direm bukan digas," tandasnya.
Ganjar menjelaskan pihaknya terus berkomunikasi dengan kepala daerah di wilayahnya. Salah satunya Jepara yang kini meningkat kasus Coronanya.
"Bisa tangani? Apa tindakannya? Apa kekurangannya? Kalau sulit telepon saya agar kita bisa melakukan backup," katanya. (rih/mbr)