Gunung Merapi Menggembung, Pemkab Boyolali Catat Ada 10.189 Warganya di KRB III

Gunung Merapi Menggembung, Pemkab Boyolali Catat Ada 10.189 Warganya di KRB III

Ragil Ajiyanto - detikNews
Kamis, 09 Jul 2020 16:52 WIB
Kondisi Gunung Merapi dari Boyolali, Rabu (8/7/2020).
Gunung Merapi dilihat dari Boyolali, Rabu (8/7/2020). (Foto: Ragil Ajiyanto/detikcom)
Boyolali -

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah (Jateng) meminta masyarakat lereng Gunung Merapi untuk selalu waspada. Warga yang tinggal di kawasan rawan bencana (KRB) III maupun II diminta mengantisipasi kemungkinan Merapi erupsi sewaktu-waktu.

"Persiapan Kabupaten Boyolali, kami telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat, khususnya di KRB III. Bahwa di dalam radius 3 km dari puncak tidak boleh ada kegiatan. Masyarakat selalu waspada dalam rangka menghadapi bencana," ujar Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Boyolali, Bambang Sinungharjo, Kamis (9/7/2020).

Di wilayah Boyolali, terdapat tiga desa yang masuk KRB III Gunung Merapi. Yaitu Desa Tlogolele, Klakah dan Jrakah di Kecamatan Selo. Pihaknya pun telah mendata jumlah warga di tiga wilayah desa teratas tersebut sebanyak 10.189 jiwa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk Desa Klakah jumlah penduduknya 2.973. Kemudian Desa Jrakah ada 4.430 jiwa dan Desa Tlogolele sebanyak 2.786 jiwa," jelasnya.

Terkait lokasi pengungsian, jelas Bambang, juga telah disiapkan dengan program sister village. Sister village itu pun telah dikonsolidasikan dan sudah ada kesepahaman bersama atau MoU.

ADVERTISEMENT

Yaitu Desa Tlogolele dengan Desa Mertoyudan, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang. Selanjutnya Desa Klakah dengan Desa Gantang, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang. Serta Desa Jrakah dengan Desa Mudal, Kecamatan Boyolali Kota.

"Kami sudah ke sana, sudah kita konsolidasikan dan sudah ada MoU," kata Bambang.

Tak hanya desa di KRB III saja, lanjut dia, untuk yang masuk KRB II juga telah mengadakan MoU. Seluruhnya ada 18 desa dan semuanya telah mengadakan MoU untuk sister village atau desa bersaudara tersebut.

"Terkait dengan desa penyangga, bahwa seluruh desa di KRB III dan KRB II di wilayah Kecamatan Selo, Cepogo, Musuk dan Tamansari sejumlah 18 desa, semuanya sudah mengadakan MoU antara desa yang rawan bencana merapi dengan desa yang aman, melalui program sister village," imbuh dia.

Terkait dengan latihan atau simulasi evakuasi, menurut Bambang, di Boyolali setiap tahun menggelar tiga kali untuk kesiapsiagaan dalam menghadapi erupsi Merapi. Tahun 2019 lalu, di gelar di Kecamatan Selo, Musuk dan Tamansari.

"Tapi tahun ini (2020) untuk sementara kita tiadakan dulu (latihan evakuasi), karena situasi kondisi saat ini sedang pandemi COVID-19. Mungkin nanti setelah perkembangannya tidak ada yang positif (COVID), insyaallah nanti pada akhir tahun atau triwulan ke empat, November, Oktober, Desember nanti kita agendakan," tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, BPPTKG menyebut terjadi penggembungan pada tubuh Gunung Merapi akibat aktivitas magma di dalamnya. Warga yang tinggal di lereng Merapi diminta terus mewaspadai.

Kepala BPPTKG, Hanik Humaida menjelaskan Gunung Merapi mengalami penggembungan.

"Kondisi Merapi saat ini status masih waspada. Memang ada penggembungan tubuhnya. Tetapi kecepatannya sampai sekarang adalah setengah sentimeter per hari," kata Hanik Humaida, Rabu (9/7).

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads