Seorang remaja 17 tahun asal Gunungkidul memiliki nama unik, yakni Dita Leni Ravia yang jika diartikan dalam Bahasa Indonesia adalah diikat menggunakan tali rafia. Lalu, bagaimana pandangan psikolog terkait pemberian nama unik terhadap anak?
Psikolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Koentjoro membeberkan secara umum, bahwa memberikan nama kepada anak itu merupakan bagian dari pembentukan karakter.
"Kadang-kadang orang tua tidak sadar bahwa memberikan nama itu salah satu bagian dari pembentukan karakter. Dan sebutan nama itu menjadikan orang bangga karena nama itu sebuah harapan, ekspektasi," kata Koentjoro saat dihubungi detikcom, Selasa (7/7/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia pun menceritakan sejarah pemberian nama. Dahulu nama-nama Jawa sangat populer. Lambat laun, tren pemberian nama anak bergeser seiring perkembangan zaman.
"Kalau masalah nama sebetulnya kita bisa melihat nama Jawa seperti Tukul, Paijo sudah menghilang. Kemudian bergeser menjadi nama seperti Joni, Diki. Selanjutnya di tahun 2000-an, didominasi nama Islam, santri," terangnya.
Menyinggung nama Dita Leni Ravia, dia menduga keluarga yang memberikan nama itu merupakan keluarga yang unik.
"Kalau nama Dita Leni Ravia itu bisa jadi keluarganya itu keluarga unik. Dan keluarga yang memberi nama itu punya keunikan tertentu," katanya.
Namun, dia mengingatkan kepada setiap orang tua agar berhati-hati memberikan nama. Agar tidak memberikan efek negatif kepada anak.
"Misalnya, sekarang ada anak seniman diberi nama Taliyo. Itu kalau (orang tua) tidak berhati-hati, bisa nama itu berkonotasi jelek dan membuat malu yang punya nama itu," jelasnya.
"Sehingga sekali lagi tergantung bagaimana orang tua itu memberitahu anaknya tentang makna di balik nama itu apa. Karena nama untuk anak tidak sekadar nama. Tapi nama itu ekspektasi," lanjutnya.
Terhadap anak, nama juga bisa saja berpengaruh terhadap psikologi. Sebab, dengan nama yang unik, bisa membuat anak malu jika sejak awal orang tua tidak memberi tahu makna di balik nama yang diberikan.
"Kalau anak sejak kecil tidak pernah diberi tahu makna kenapa diberi nama itu bisa jadi malu. Jadi bahan ledekan orang. Kalau nama ini jadi bahan ledekan orang, anak bisa jadi tidak percaya diri," ungkapnya.
"Tapi kalau sejak kecil orang tua memberi tahu makna nama itu, akan beda," imbuhnya.
Oleh karena itu, dia menegaskan lagi jika orang tua punya peran penting dalam proses pendidikan anak dan memberi tahu makna di balik nama itu.
"Mau menjadi buruk atau baik, dalam proses pendidikan itu anak diberi tahu tidak makna di balik nama itu. Tergantung proses orang tua memberi tahu anak makna nama yang dia punya," tutupnya.
Sebelumnya, nama seorang pelajar asal Dusun Widoro, Kalurahan Kanigoro, Kapanewon Saptosari, Kabupaten Gunungkidul mendadak viral karena unik. Pasalnya nama Dita Leni Ravia jika diartikan dalam Bahasa Indonesia memiliki makna diikat menggunakan tali rafia.
Perempuan yang kerap disapa Leni (17) ini membenarkan jika nama lengkapnya adalah Dita Leni Ravia. Menurutnya, nama tersebut pemberian dari ibunya.
"Iya (betul kalau nama saya Dita Leni Ravia), yang beri nama itu ibu saya," katanya kepada detikcom, pagi tadi.
Siswi kelas 12 SMK I Saptosari ini juga tidak menyangka jika namanya itu menjadi viral di salah satu akun media sosial Instagram.
Menyoal makna nama tersebut, anak pertama dari pasangan Suro (45) dan Emy (39) ini mengaku tidak tahu pasti. Namun, dia mensyukuri pemberian nama tersebut.
"Kalau kata orang tua biar unik. Terus kan gampang diingat orang kalau namanya itu (Dita Leni Ravia)," ucapnya.
Ibunda Dita Leni Ravia, Emy (39), menjelaskan nama Dita Leni atau dalam bahasa Jawa 'ditaleni' dan dalam bahasa Indonesia 'diikat' memiliki makna khusus. Makna tersebut lebih pada pengingat agar anaknya selalu dekat dengan orang tua.
"Orang Jawa itu kan kalau ditaleni itu diikat, gitu. Diikat sama rafia kan ini anak saya perempuan, jadi biar tidak ke mana-mana gitu, ya artinya begitu. Artinya ya anak perempuan diikat, biar tidak ke mana-mana," kata Emy kepada detikcom, hari ini.
Emy menyebutkan awalnya memiliki keinginan, jika anak pertamanya lahir, akan diberi nama Dita. Sedangkan tambahan Leni Ravia muncul karena spontanitas dirinya dan suami, yakni Suro (45).
"Iya dulu itu kan, kalau anak pertamanya perempuan, mau saya kasih nama Dita, gitu. Tapi kepanjangannya (nama panjangnya) masih mikir-mikir. Terus punya inspirasi itu saya dan bapaknya apa ya, Dita... Dita... Ditaleni apa? Terus, biar unik saja, saya kasih nama Dita Leni Ravia itu," paparnya.
Secara detail, ibu dua anak ini menjelaskan bahwa Dita Leni Ravia lahir setelah berada di kandungan selama 9 bulan. Selain itu, proses persalinannya sendiri secara normal dengan berat badan 3,5 kilogram, sehingga tidak ada hal aneh yang membuatnya menamai Dita Leni Ravia.
Terkait dengan inspirasi menggunakan nama 'ravia' atau tali rafia, Emy mengaku karena sehari-hari dia kerap melihat tali rafia. Sebab, kehidupan di desa banyak menemui tali rafia.
"Ya kalau orang Jawa bisa mengartikan unik. Kalau tidak bisa mengartikan, ya sama saja," imbuh Emy.