Bupati Wonogiri Joko Sutopo menyatakan akan mengundurkan diri dalam pencalonan bupati seandainya Pilkada serentak tetap digelar pada tahun ini. Pria yang akrab disapa Jekek ini mengaku akan menyerahkan surat pengunduran dirinya ke DPP PDIP di Jakarta pekan ini.
"Jadi dalam pekan ini saya akan ke DPP (PDIP) untuk menyerahkan surat pengunduran diri sekaligus berkonsultasi," kata Jekek kepada wartawan di Wonogiri, Senin (6/7/2020).
"Saya harus berkonsultasi ke DPP PDIP di Jakarta. Apapun nanti hasil keputusannya, saya siap melaksanakannya," lanjutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah surat pengunduran dirinya diserahkan, dia lantas menyerahkan sepenuhnya keputusan kepada DPP. Sikap itu, menurut dia sebagai penegasan tetap konsisten mengundurkan diri sebagai calon bupati jika pilkada resmi digelar tahun ini.
Seandainya DPP PDIP mengabulkan permohonannya nanti, Jekek akan sepenuhnya menerimanya. Siapapun tokoh yang ditunjuk menggantikannya sebagai cabup Wonogiri melalui PDIP, DPC PDIP Wonogiri dan seluruh perangkat partai siap memenangkannya.
Namun jika DPP tak mengabulkan pengunduran dirinya dan tetap menunjuknya sebagai cabup, Ketua DPC PDIP Wonogiri itu akan patuh pada DPP. Bagi dia, hal itu bukan menunjukkan inkonsistensi.
"Soal konsisten dan tidak konsisten parameternya harus terukur. Contoh tidak konsisten itu, misalnya anggota DPR yang sudah mengambil sumpah jabatan, setelah itu mundur untuk meraih jabatan lain tertentu," sebut dia.
Dia menjelaskan, keputusan itu merupakan bukti konsistensinya. Dia berniat mundur dari Pilkada Wonogiri 2020 lantaran memilih fokus dalam menangani pandemi virus Corona (COVID-19).
Untuk diketahui, Joko Sutopo berpasangan dengan Sriyono mendapatkan rekomendasi dari DPP PDIP untuk maju sebagai calon bupati dan calon wakil bupati Wonogiri. Sriyono saat ini merupakan anggota DPRD Wonogiri.