Sepeda berbahan limbah kayu buatan Sarijo (48) ternyata juga diminati para kolektor asing. Pria asal Dusun Seworagan, Desa Tambakan, Kecamatan Jogonalan, Klaten bercerita sepeda buatannya itu bahkan sempat ditawar kolektor dari India dan Spanyol
"Baru tadi pagi saya dihubungi orang Spanyol mau dibuat koleksi. Dia lihatnya dari Facebook saya lewat penerjemah," kata Sarijo saat ditemui detikcom di industri mebel tempatnya bekerja, Desa Barukan, Kecamatan Manisrenggo, Klaten, Selasa (30/6/2020).
Sarijo mengatakan peminat asal Spanyol itu menyampaikan minatnya untuk membeli sepeda kayu buatannya. Orang Spanyol itu, katanya, ingin menjadikan sepeda kayu buatannya untuk koleksi museum.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Belum nawar, saya belum kasih harga. Katanya buat koleksi di museum," terang Sarijo.
Sarijo juga bercerita selain peminat dari Spanyol, ada juga peminat dari India. Kala itu orang India itu belum sempat menawar, namun rutin menghubunginya.
"Belum lama dia menghubungi. Hampir tiap hari telepon dan saya belum kasih harga, tapi ndak tahu nanti," jelas Sarijo.
Bapak dua anak ini juga bercerita sepeda buatannya itu sempat ditawar dengan motor sport, namun dia tolak. Dia pun belum menentukan harga untuk sepeda buatannya itu.
"Mau ditukar motor CBR tapi saya nggak boleh. Soal harganya saya tidak tahu yang jelas motor keluaran saat ini," terang Sarijo.
Rekan Sarijo, Sarbini menyebut teman kerjanya itu memang kerap berburu limbah kayu. Bahkan, Sarijo juga meminta kayu pada orang yang sedang menebang pohon.
"Sisa kayu yang cocok dikumpulkan. Kadang dari sini dan kadang saat ada orang nebang pohon diminta sisanya lalu dibawa pulang," ucap Sarbini di lokasi yang sama.
Sarbini pun mengaku tidak tahu proses produksi sepeda berbahan limbah kayu itu. Sebab, limbah-limbah kayu hasil buruan Sarijo selalu dibawa pulang ke rumah.
"Kayu dibawa pulang tapi caranya diapakan saya tidak tahu. Dia (Sarijo) kerjanya paling kuat di mebel," terang Sarbini.