Curhat Kepala SMPN 12 Kota Tegal Kekurangan Murid Tiap PPDB

Curhat Kepala SMPN 12 Kota Tegal Kekurangan Murid Tiap PPDB

Imam Suripto - detikNews
Kamis, 25 Jun 2020 17:07 WIB
SMPN 12 Kota Tegal, Kamis (25/6/2020).
Foto: Suasana di SMPN 12 Kota Tegal, Kamis (25/6/2020). (Imam Suripto/detikcom)
Kota Tegal -

Penerapan sistem zonasi dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) berdampak pada SMPN 12 Kota Tegal, Jawa Tengah yang kekurangan siswa. Kepala SMPN 12 Kota Tegal Maslikah mengungkap sekolahnya selalu kekurangan siswa di setiap tahun ajaran baru.

"Setiap tahun ajaran baru PPDB kita selalu berkurang. Dan berkurangnya murid, berimbas pada guru kurang jumlah jam mengajarnya," tutur Maslikah kepada wartawan di kantornya, Kamis (25/6/2020).

Maslikah menjelaskan, untuk sertifikasi seorang guru harus memiliki 18 jam mengajar di sekolah induknya. Karena kekurangan murid, katanya, maka para guru harus menambah jam mengajar di sekolah lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada PPDB tahun ini, sekolah ini baru menerima 117 murid. Mereka yang diterima terbagi dalam empat jalur, yakni jalur zonasi ada 40 murid, jalur prestasi 66 murid dan jalur afirmasi ada 9 murid. Sedangkan pindahan atau mutasi masih kosong.

Maslikah mengungkapkan, ada 7 kelas yang disiapkan untuk murid baru tahun ini. Dengan masuknya 117 orang yang sudah diterima, maka baru ada 4 kelas yang terisi.

ADVERTISEMENT

"Sejak sistem zonasi diberlakukan dua tahun lalu, yang saat ini murid yang kelas 8 dan 9 rata-rata hanya ada empat kelas. Jadi ada tiga ruang kelas yang kosong tidak terpakai," ungkap Maslikah.

Dihubungi terpisah, Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tegal, Budio Pradipto, menyatakan akan mengevaluasi sekolah-sekolah yang mengalami kekurangan murid. Evaluasi ini, kata Budio, dilakukan untuk mengetahui penyebab pasti turunnya jumlah murid di sekolahan tersebut.

Menurutnya, sekolah yang kekurangan murid bisa dikarenakan beberapa faktor. Beberapa contoh di antaranya karena dampak zonasi dan tersedianya sarana transportasi yang langsung menjangkau ke sekolah.

"Bisa jadi memang karena animo masyarakat yang turun atau karena zonasi. Kalau saya lihat, SMPN 12 itu memang transportasinya kurang mendukung. Tidak ada angkutan yang langsung menjangkau ke sekolah. Harus jalan cukup jauh bagi yang tidak memiliki kendaraan sendiri," papar Budio.

Halaman 2 dari 2
(sip/rih)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads