Kapolda Jawa Tengah Irjen Ahmad Luthfi meminta pondok-pondok pesantren (ponpes) di wilayahnya untuk menjadi garda terdepan penanggulangan virus Corona (COVID-19). Sebanyak 31 ribu ponpes diminta dapat berkegiatan dengan mematuhi protokol kesehatan.
Ahmad Luthfi beserta jajarannya mengatakan tengah bersilaturahmi ke ponpes-ponpes untuk menampung aspirasi. Nantinya akan diputuskan satu protokol yang sama antara ponpes satu dengan yang lainnya.
"Sekarang kan masing-masing pesantren punya protokol sendiri-sendiri, nanti kita samakan. Kita gandeng Pemprov Jateng dalam hal ini," kata Ahmad Luthfi di Ponpes Al-Qur'aniy Azzayadiy, Laweyan, Solo, Jumat (19/6/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di ponpes tersebut, Ahmad Luthfi disambut oleh pengasuh ponpes yang juga guru mengaji Presiden Joko Widodo, KH Abdul Karim dan Habib Syech Abdul Qadir Assegaf. Sebelumnya, Ahmad Luthfi juga berkunjung ke Ponpes Al-Muayyad, Laweyan, Solo.
"Kita lihat di ponpes-ponpes ini sudah menerapkan protokol kesehatan dengan baik. Nanti 31 ribu ponpes di Jateng bisa membuat protap secara bersama-sama," ujar dia.
Menurutnya, polisi telah mendekati seluruh ponpes melalui Bhabinkamtibmas dan intelijen. Ponpes diharapkan dapat beroperasi seperti kampung siaga COVID-19.
Sementara itu, KH Abdul Karim mengatakan telah melakukan pembatasan santri yang masuk ke ponpes. Setiap berkegiatan, santri wajib melalui pengecekan suhu, menggunakan masker, cuci tangan dan jaga jarak.
"Sistem kita 20 orang saja yang masuk, misal dari Magelang dua orang, dari Wonogiri dua orang, dan sebagainya. Selanjutnya ganti 20 orang lainnya yang masuk. Kita turut menjaga agar mata rantai virus itu putus," jelasnya.