Keluarga di Solo Ini Tinggal di Eks Gudang Es Angker, Lampunya Tenaga Aki

ADVERTISEMENT

Keluarga di Solo Ini Tinggal di Eks Gudang Es Angker, Lampunya Tenaga Aki

Bayu Ardi Isnanto - detikNews
Rabu, 17 Jun 2020 15:01 WIB
Keluarga di Solo tinggal di bangunan bekas gudang es
Sekeluarga di Solo tinggal di bangunan bekas gudang es, Rabu (17/6/2020). (Foto: Kartika Bagus/detikcom)
Solo -

Lima orang sekeluarga di Solo tinggal di sebuah bangunan tidak layak huni. Bukannya sebuah rumah, tapi mereka tinggal di bekas gudang es angker.

Keluarga itu adalah Agus Prayitno (35) bersama istrinya, Kecup Ani Noviyanti (36) dan tiga orang anaknya. Sudah lima tahun mereka tinggal di bangunan di Jalan Prof dr Soeharso, Kelurahan Jajar, Laweyan, Solo itu.

Agus sebelumnya tinggal di indekos di Kelurahan Karangasem, namun indekos tersebut dijual oleh pemiliknya. Karena saat itu dia juga menganggur, dia akhirnya mengajak keluarganya tinggal di bekas gudang es itu.

"Dulu sekitar 2010 saya pengamen di daerah sini. Saya juga pernah tinggal di sini, makanya tahu tempat ini," kata Agus kepada wartawan, Rabu (17/6/2020).

Sementara itu, ibu Agus tinggal di sebuah kontrakan Kelurahan Kerten. Namun rumah tersebut berukuran kecil dan tidak muat jika keluarganya ikut tinggal di rumah ibunya.

"Rumah ibu sudah ada kakak saya. Rumahnya kecil, nggak mungkin tambah untuk lima orang," ujar Agus.

Keluarga di Solo tinggal di bangunan bekas gudang esSekeluarga di Solo tinggal di bangunan bekas gudang es Foto: Kartika Bagus/detikcom

Pantauan detikcom, bangunan itu terdapat di sebuah kawasan yang tertutup seng. Untuk masuk, salah satu seng harus diangkat dan digeser terlebih dahulu.

Setelah masuk, terdapat jalan setapak dengan semak belukar di kanan kirinya. Bangunan tempat tinggalnya pun tak langsung terlihat karena tertutup pohon lebat.

Setelah berjalan sekitar 20 meter, baru tampak jelas bangunan bekas gudang es itu. Di dalam bangunan 5x10 meter itulah Agus dan keluarganya tinggal.

Ruangan tanpa sekat itu digunakan untuk tidur dan beraktivitas lainnya. Tampak dinding bangunan itu sudah menghitam karena usia. Atap bangunan itu terlihat sudah berlubang. Namun karena bangunan berada di bawah pohon lebat, air tak begitu banyak masuk ke dalam bangunan.

Sementara ruangan sebelahnya digunakan untuk menyimpan barang rongsokan. Agus memang memiliki pekerjaan sampingan mengumpulkan barang rongsokan untuk dijual kembali.

Sedangkan pekerjaan utamanya ialah bekerja di sebuah warung wedangan di Jajar. Dia mulai bekerja sejak siang hingga tengah malam.

Simak video 'Jeritan Warga Miskin di Tengah Pandemi Corona':



ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT