Pakar UGM: Keputusan Pembatalan Haji 2020 Harusnya Bersifat Kolektif

Pakar UGM: Keputusan Pembatalan Haji 2020 Harusnya Bersifat Kolektif

Pradito Rida Pertana - detikNews
Rabu, 03 Jun 2020 14:23 WIB
Masjid Quba adalah masjid pertama yang dibangun Rasulullah pada 8 Rabiul Awal pada 1 Hijriyah. Berada 5km dari masjid Nabawi atau sebelah tenggara di luar kota Madinah. Memiliki 19 pintu dengan 3 pintu utama. Dua diantaranya dibuka untuk jamaah Pria dan 1 untuk jemaah wanita. 

Masjid ini memiliki 4 menara yang menjulang tinggi. Masjid ini juga memiliki enam kubah besar, masing-masing berdiameter 12 meter dan 56 kubah kecil yang berdiameter enam meter.
Ilustrasi haji (Rachman Haryanto/detikcom)
Yogyakarta -

Pemerintah membatalkan pemberangkatan haji tahun 2020 karena pandemi virus Corona atau COVID-19. Pakar kebijakan publik Universitas Gadjah Mada (UGM) menilai keputusan pembatalan haji ini seharusnya bersifat kolektif karena banyak pihak yang terdampak.

"Artinya apa, ini keputusan yang harusnya bersifat kolektif. Kementerian Agama, saya kira sebelum membuat keputusan itu, harus berkonsultasi dengan DPR, tokoh agama, dan calon jemaah haji," kata pakar kebijakan publik UGM Prof Wahyudi Kumorotomo saat dihubungi detikcom, Rabu (3/6/2020).

"Supaya kemudian keputusan itu tidak seolah-olah dianggap sebagai keputusan seorang menteri, tapi ini adalah keputusan bersama dengan argumentasi yang kuat," sambungnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kumoro menyoroti banyaknya pelaku bisnis yang terdampak dari pembatalan ibadah haji 2020 ini. Dia pun berharap keputusan pembatalan haji ini sudah dikaji bersama para stakeholder lainnya.

"Apalagi di dalamnya (kegiatan haji) banyak bisnis. Saya yakin kepentingan bisnis akan berteriak karena sudah berpikir keuntungan (dari penyelenggaraan) haji. Tapi yang penting Menteri bijak untuk memastikan ini keputusan kolektif dan bukan keputusan individu," lanjut Kumoro.

ADVERTISEMENT

Terlepas dari itu, pemerintah Arab Saudi juga mengantisipasi gelombang kedua virus Corona di wilayahnya dengan meniadakan kegiatan haji. Selain itu, kasus Corona di Indonesia juga menunjukkan adanya peningkatan.

"Tapi masalahnya juga kita harus ingat bahwa nyawa ini menjadi taruhannya. Kalau kita lihat kasus COVID-19 di (Arab) Saudi memang sudah ada penurunan jumlah penularan, tapi belum juga bisa dikatakan landai. Nah, di Indonesia sendiri (kasus positif virus Corona) masih meningkat," urainya.

Meski haji dibatalkan tahun ini, Kumoro berharap pemerintah juga tetap melobi pemerintah Arab Saudi agar ada penambahan kuota haji untuk tahun depan. Sehingga penambahan kuota ini bisa mengakomodasi keinginan jemaah yang hendak menunaikan haji.

"Jadi kalau ditunda itu bagaimana kepastiannya, bagaimana kemudian negosiasi kita untuk (kuota) haji tahun depan. Kalau tahun ini (pemberangkatan haji) ditunda, tahun depan kita harapkan kuota jemaah haji tahun depan lebih banyak," tutur Kumoro.

Diberitakan sebelumnya, Menteri Agama Fachrul Razi menyatakan pemerintah memutuskan tidak memberangkatkan calon jemaah haji 2020. Keputusan ini berlaku untuk seluruh warga negara Indonesia. Salah satu pertimbangannya adalah pemerintah Arab Saudi hingga saat ini belum membuka akses bagi negara mana pun terkait pandemi virus Corona.

"Tidak mungkin lagi memiliki cukup waktu untuk melakukan persiapan, utamanya dalam pelayanan dan perlindungan jemaah," kata Fahrul dalam jumpa pers yang disiarkan langsung melalui YouTube, Selasa (2/6).

Halaman 2 dari 2
(ams/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads