S (50), tenaga medis Puskesmas Kedawung, Sragen, buka suara terkait intimidasi via WhatsApp (WA) yang diterimanya saat menangani pasien positif Corona (COVID-19). Hingga saat ini, S mengaku tidak mengetahui apa penyebab pengirim pesan merasa dizalimi hingga nekat mengancamnya.
Namun demikian S mengaku tidak menyimpan dendam dan berharap bisa merangkul dan memberi pemahaman si pengancam.
Kepada wartawan, S menceritakan awal mula dirinya menangani pasien dari salah satu klaster, yang tinggal di wilayah Kecamatan Kedawung. Menurut S, pasien yang ditanganinya awalnya berontak dan tidak kooperatif. Namun dengan berbagai penyuluhan dan pendekatan, pasien positif Corona tersebut akhirnya melunak.
"Memang klaster ini agak beda dengan yang lain. Namun dengan berbagai pendekatan akhirnya mereka nurut hingga mau diisolasi. Selang beberapa hari, saya dapat WA (ancaman) seperti itu, otomatis saya kan kaget," ujar S kepada detikcom, Senin (1/6/2020).
Pesan melalui WA tersebut, diterima S Jumat (29/5) pagi. Dalam pesannya, pengirim mengaku sebagai koordinator klaster dari pasien positif Corona yang ditangani S. Pengirim merasa dizalimi dan mengirimkan rentetan pesan bernada ancaman kepada S.
"Sebelumnya, Kamis malam nomor itu sempat telepon saya sepuluh kali lebih. Namun tidak saya angkat karena sudah malam. Paginya baru saya telepon balik, namun selalu di-reject hingga tiga kali. Akhirnya dia malah mengirim pesan (ancaman) seperti itu," urai S.
Tonton juga 'Tolak Penjemputan, Puluhan Warga Jaga Rumah Pasien Corona':
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
S mengaku tidak tahu alasan pengirim pesan merasa dizalimi. Dirinya memastikan seluruh proses penanganan pasien sudah sesuai prosedur yang ada.
"Kalau takut, saya tidak. Itukan juga risiko pekerjaan, saya harus siap dengan risiko apapun. Cuma tidak nyaman, karena saya sebagai petugas sudah menjalankan tugas sesuai dengan prosedur yang ada. Saya dengan pasien positif itu hubungannya baik, cuma mungkin ada orang-orang yang tidak suka, saya mikirnya seperti itu," paparnya.
Sebagai tenaga medis, S berharap suasana tetap kondusif. Jika bisa bertemu dengan pelaku pengirim pesan, S ingin masalah ini selesai secara kekeluargaan.
"Mungkin yang meneror saya kurang pemahaman saja. Mungkin nanti mereka paham tujuannya petugas kesehatan ini bukan bermaksud untuk menzalimi. Kita itu niatnya untuk mengobati biar semua masyarakat tetap sehat. Yang (kirim) WA itu juga termasuk masyarakat, juga saudara kita. Tetap harus kita rangkul, jangan terus kita intimidasi, kalau menurut saya itu tidak perlu," papar S.
Sebelumnya diberitakan, seorang petugas medis perempuan di Kecamatan Kedawung, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah mendapatkan intimidasi saat melakukan pelayanan terhadap salah satu pasien terkonfirmasi virus Corona (COVID-19) di wilayah tersebut. Pelaku melakukan intimidasi dengan kata-kata bernada ancaman yang dikirim melalui pesan singkat WhatsApp (WA) kepada petugas medis tersebut.