Tradisi Lomban di Kelurahan Ujung Batu, Kecamatan Kota, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah digelar secara sederhana di tengah pandemi virus Corona atau COVID-19. Tidak ada pengunjung atau warga menyaksikan tradisi yang digelar setiap sepekan setelah hari raya Idul Fitri itu.
Dari pantauan detikcom, tradisi Lomban digelar lebih awal, Minggu (31/5/2020). Sedianya tradisi digelar pukul 06.00 WIB, tapi acara dimulai pukul 05.00 WIB.
Tanpa ada pengunjung atau warga, acara digelar secara sederhana. Tampak tradisi ini juga diikuti hanya beberapa orang saja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lurah Ujung Batu, Anjar Jambore Widodo mengatakan tradisi Lomban tahun ini terasa berbeda sekali. Meskipun demikian, ia mengaku bersyukur karena acara tradisi lomba bisa berjalan dengan lancar.
"Ini tugas yang berat tapi mulia. Kemudian kami koordinasikan dengan tokoh agama sesepuh, alhamdulillah berjalan lancar," kata Anjar saat ditemui, Minggu (31/5/2020).
![]() |
Ia mengatakan, sejumlah acara pun digelar secara sederhana mulai acara tahlilan hingga pagelaran wayang. Kegiatan digelar juga tanpa meninggalkan protokol kesehatan.
"Tahlilan di TPI dan hari ini larungan berjalan lancar. Yang jadi persoalan pagelaran wayang, akhirnya ada solusi digelar selama 30 menit. Itu syarat para nelayan dan tokoh masyarakat," ujarnya.
Pihaknya berharap agar pandemi Corona ini segera rampung. Sehingga tradisi tahunan ini kembali terselenggara normal seperti biasa.
"Ya pertama COVID-19 selesai acara Lomban pasti normal," jelasnya.
Ketua DPC HNSI Sudiatmo mengatakan, tradisi ini merupakan bentuk tradisi nelayan di Jepara. Maka tradisi ini tetap dilaksanakan meskipun di tengah pandemi virus Corona. Pelaksanaan tradisi Lomban dilaksanakan dengan sederhana.
"Ini merupakan bentuk tradisi nelayan. Maka tradisi tetap dilaksanakan hanya tidak seperti tahun lalu. Jadi tadi kami rencana jam 06.00. Kita ajukan sehingga para nelayan bingung ada apa tidak (mengurangi kerumunan warga)," kata dia.
Ia mengatakan, tradisi ini sebagai bentuk rasa syukur atas rezeki yang didapatkan. Apalagi setiap tahun mendapatkan rezeki berupa tangkapan ikan yang melimpah.
"Jadi makna adalah rasa terima kasih kepada Allah. Satu tahun diberikan rezeki, dengan pemberian sedekah ini tahun mendatang akan melimpah," jelasnya.
Sudiatmo menambahkan, tangkapan ikan tahun ini terbilang menurun. Tahun 2018 lalu tangkapan ikan yang didapatkan nilainya bisa mencapai Rp 10 miliar. Namun tahun 2019 tangkapan didapatkan hanya senilai sekitar Rp 6 miliar.
"Tangkapan juga berbeda. Tahun 2018 kita bisa mendapatkan tangkapan Rp 10 miliar. Tapi tahun 2019 tahun ini sekitar Rp 6 miliar. Mudah-mudahan ada peningkatan tahun ini," imbuhnya.