Tsamara Khumaira Mariba, balita perempuan yang pergelangan tangannya nyaris diamputasi akibat tumor yang berawal dari gigitan kutu kucing, meninggal dunia pada Kamis (28/5) dini hari. Dokter dari Fakultas Hewan Universitas Gadjah Mada (UGM) menduga Tsamara digigit pinjal bukan kutu kucing.
"Kesimpulan saya itu yang di Sragen bukan kutu, tapi pinjal. Pinjal bisa melompat sejauh 2 m," kata dosen Departemen Parasitologi FKH UGM, Dr drh Ana Sahara MSi kepada detikcom lewat pesan singkat, Sabtu (30/5/2020).
Ana yang juga membidangi ektoparasit ini menjelaskan beda kutu kucing dengan pinjal ada di makanannya. Dia menuturkan kutu kucing memakan jaringan dari inangnya sedangkan pinjal menghisap darah dari inang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menyebut gigitan kutu maupun pinjal tidak berbahaya bagi manusia dan bisa diobati. Hanya, saja untuk kasus balita Tsamara ada dugaan luka itu terinfeksi bakteri.
"Saya udah berbincang dengan dokter anak. Kemungkinan itu sepsis atau juga bisa juga tumor. Sepsis itu karena lukanya tak terawat sehingga bakteri masuk dr luka ke pembuluh darah," jelasnya.
Tonton juga 'Main Korek Api, Dua Balita Tewas Terbakar di Dalam Mobil':
Dia pun meluruskan tak ada kaitan gigitan kutu kucing maupun pinjal dengan tumor.
"Kalau di literatur jika itu karena gigitan pinjal, dokternya pasti mudah sembuhkan. Jadi tidak ada tumor karena gigitan pinjal apalagi kutu," terang Ana.
Sebelumnya diberitakan, balita Tsamara meninggal Kamis (28/5) dini hari lalu. Ibu Tsamara, Etik Susilowati menyebut jari manis buah hatinya itu terus membengkak meski mendapat perawatan usai digigit kutu kucing.
"Kira-kira bulan Juli (2019), anak saya sedang saya baringkan di rumah. Tahu-tahu di jarinya ada satu ekor kutu kucing. Kutunya langsung saya buang. Waktu itu bekas gigitannya ada benjol kecil," ujar Etik saat ditemui detikcom di rumahnya, Jumat (6/3/2020) lalu.
Benjolan kecil itu tak kunjung hilang, sehingga Etik pun sempat membawa Tsamara ke Puskesmas hingga ke dokter spesialis anak. Setelah beberapa waktu berobat, bengkak di tangan putrinya itu tak kunjung menghilang. Justru mulai tumbuh benjolan-benjolan kecil di beberapa bagian tubuh seperti di kening, pipi, dan ketiak.
Saat berkonsultasi ke dokter bedah dan spesialis kulit, jari anaknya disebut mengalami infeksi akibat tumor.
"Salah satu dokter menyarankan anak saya diamputasi sebatas pergelangan tangan. Saya langsung syok," ujar Etik.
Tsamara juga belum sempat menjalani operasi usai divonis dokter mengidap tumor di jari manis tangan kanannya. Sebelum meninggal, Tsamara sudah menjalani kemoterapi untuk pengobatan.
Ayah Tsamara, Wanto mengungkapkan kondisi terakhir anaknya sebelum meninggal. Tsamara mengalami penurunan trombosit dan muntah-muntah. Jenazah Tsamara langsung dimakamkan di hari yang sama di pemakaman dekat tempat tinggalnya.