Rembang -
Bupati Rembang Abdul Hafidz memastikan tradisi Syawalan di Rembang yakni Kupatan, tidak akan terselenggara tahun ini. Hal itu karena berbenturan dengan protokol kesehatan di masa pandemi virus Corona atau COVID-19.
"Yang wajib saja kita perketat, mosok (masak) yang tradisi seperti itu kita biarkan, ya nggak lah," kata Hafidz kepada wartawan, Jumat (29/5/2020).
Kupatan merupakan tradisi Syawalan yang setiap tahun dilaksanakan oleh Desa Tasikagung Kecamatan kota Rembang. Tradisi seperti ini dilaksanakan dengan bentuk festival yang berlangsung selama seminggu penuh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Puncak dari tradisi ini biasanya jatuh seminggu selepas hari raya Idul Fitri. Puncak acara yakni prosesi larung sesaji oleh para nelayan di laut sebagai wujud syukur atas hasil laut selama setahun.
Diwawancara terpisah, Kapolres Rembang AKBP Dolly A Primanto mengatakan tak hanya tradisi Syawalan yang ditiadakan pada tahun ini. Polisi juga tak menerbitkan izin keramaian untuk banyak kegiatan lainnya.
"Kemarin ada peringatan Hari Kartini, sudah tidak ada, hanya digelar secara seremoni dengan jumlah orang terbatas. Kemudian Tong-tong Klek yang biasanya digelar jelang Lebaran, kami tidak terbitkan izinnya. Termasuk Syawalan besok ini, Kupatan," jelas Dolly.
Dolly berharap masyarakat dapat memaklumi dengan kondisi seperti ini. Kegiatan yang bersifat mendatangkan keramaian bahkan kerumunan warga akan ditiadakan selama pandemi.
"Bukannya tidak boleh, melainkan menghindari terjadinya kerumunan banyak orang. Sementara untuk panitia pelaksana kegiatan-kegiatan tersebut kami dari pihak kepolisian mohon maaf tidak bisa mengizinkan," pungkasnya.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini