Manajemen Gembira Loka (GL) Zoo, Kota Yogyakarta terpaksa memotong gaji karyawan dan merumahkan pegawai outsourcing dampak dari pandemi virus Corona (COVID-19). Hal itu dilakukan demi efisiensi operasional GL Zoo yang tutup selama pandemi ini.
Direktur Utama (Dirut) GL Zoo, KMT A Tirtodiprojo mengatakan, pihaknya harus memutar otak agar operasional GL Zoo tetap berjalan meski tanpa adanya pendapatan dari tiket masuk.
"Salah satu caranya karyawan dikurangi jumlahnya, gajinya yang dirumahkan tidak penuh hanya 40 persen dari take home pay. Selain itu, yang kerja dari rumah hanya dapat 50 persen dan yang kerja di sini (masuk ke GL Zoo) dapat gaji 50 persen dan uang transport," kata Tirtodiprojo saat ditemui wartawan di GL Zoo, Senin (18/5/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pria yang akrab disapa Joko itu menjelaskan, karyawan GL Zoo ada yang berstatus tetap, kontrak, outsourcing dan casual. Karyawan casual dibutuhkan saat hari-hari ramai sebagai freelance.
"Total sekitar 300. Yang kontrak berhenti sesuai kontrak, tapi pas diberhentikan jadi karyawan casual. THR tetap kita berikan kepada mereka 100 persen tapi dibagi 4 bulan, Mei sampai Agustus. Yang outsourcing kita berhentikan semua kecuali satpam," paparnya.
GL Zoo memutuskan tutup sementara sejak tanggal 22 Maret 2020 hingga batas waktu yang belum ditentukan. Cadangan anggaran GL Zoo hanya mampu bertahan hingga bulan Agustus mendatang.
"Gembira Loka sendiri memberi cadangan sampai 6 bulan ke depan, terhitung dari pertengahan Maret sampai kira-kira akhir (bulan) Agustus," ungkap Joko.
![]() |
Menurutnya, cadangan anggaran itu berasal dari menyisihkan hasil pemasukan tahun lalu.
"Jadi perusahaan mempunyai cadangan, setiap mereka mempunyai hasil selama setahun itu mereka sisihkan untuk sebagai cadangan mereka. Kenapa? Karena kita menghidupi manusia dan hewan," ucapnya.
"Seandainya pun itu sudah habis cadangannya, otomatis bagi kita para owner yang ada di perusahaan itu yang bagaimana usahanya untuk membuat dana talangan, atau memberikan suntikan kepada perusahaan agar tidak kolaps," imbuh Joko.
Joko menyebut, jika rata-rata pengeluaran GL Zoo per bulan mencapai Rp 400 juta, meliputi pakan dan obat-obatan untuk ribuan satwa. Karena itu, selama pandemi ini pihaknya mengandalkan dana cadangan dan menekan pengeluaran hingga 10-15 persen.