Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta menggelar rapid test massal untuk melacak klaster Indogrosir, Sleman. Hari pertama pelaksanaan rapid test tersebut diikuti 185 orang.
"Kota Yogyakarta yang ikut rapid test hari ini ada 185 orang, dan yang hasilnya reaktif ada dua (orang). Berarti 183 yang nonreaktif, 10 hari lagi di-rapid test lagi," kata Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi melalui keterangan tertulis, Selasa (12/5/2020).
Kedua orang itu ber-KTP Kota Yogyakarta, satu di antaranya berdomisili di Sleman. Keduanya akan melakukan isolasi secara mandiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Isolasi mandiri, satu orang KTP Kota (Yogyakarta), domisili di Sleman. Nanti tracing dan swab yang melakukan Sleman, kita sudah komunikasi dengan Dinkes Sleman," katanya.
"Satunya tinggal dan KTP Kota, besok pagi langsung di-swab. Dijemput dengan mobil ambulans Puskesmas dan besok diantar ke RSUD Yogyakarta atau Wirosaban," sambung Heroe.
Diberitakan sebelumnya, tak cuma di Slamen, Pemkot Yogyakarta juga melakukan rapid test kepada masyarakat dengan kriteria khusus, terutama yang berhubungan dengan klaster Indogrosir yang berkembang di Sleman.
"Jadi ini (rapid test massal) dalam rangka memang kita men-tracing atau juga menemukan kasus-kasus yang terkait dengan klaster Indogrosir," kata Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi kepada wartawan di Puskesmas Tegalrejo, Kota Yogyakarta, Selasa (12/5).
"Karena mau tidak mau kita harus cepat untuk bisa menangkap petanya seperti apa, sebarannya seperti apa dan langkah apa yang harus kita lakukan selanjutnya," lanjut Heroe.
Heroe memaparkan, jumlah peserta rapid test sebanyak 343 orang dari kapasitas 700 orang. Semuanya mendaftar melalui laman corona.jogjakota.go.id dan pendaftaran ditutup Senin (11/5) kemarin.
"Rapid test ini diselenggarakan dalam tiga hari dan kita sebar di 18 Puskesmas (yang ada di Kota Yogyakarta). Dari 18 itu, Puskesmas Tegalrejo ini yang paling banyak peserta rapid test-nya dengan 93 orang," ucapnya.