LBH Ungkap Modus Dugaan Pelecehan Seksual Ibrahim Malik Alumnus UII

LBH Ungkap Modus Dugaan Pelecehan Seksual Ibrahim Malik Alumnus UII

Tim detikcom - detikNews
Minggu, 10 Mei 2020 12:14 WIB
Poster
Ilustrasi. Foto: Edi Wahyono
Yogyakarta -

Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Yogyakarta menerima aduan dari 30 orang terkait dugaan pelecehan seksual oleh seorang alumnus Universitas Islam Indonesia (UII) bernama Ibrahim Malik. Dalam siaran persnya, LBH Yogya mengungkap modus yang dilakukan Ibrahim berdasarkan keterangan pelapor.

Dilansir ABC, Sabtu (9/5/2020), perwakilan dari LBH Yogyakarta, Meila Nurul Fajriah mengatakan Ibrahim menghubungi para perempuan pelapor melalui media sosial dan aplikasi percakapan. Baik berupa pesan tertulis, telepon, hingga video call.

"Ada juga kejadian saat penyintas menerima panggilan video, langsung dihadapkan pada keadaan di mana Ibrahim Malik sedang menggoyang-goyangkan alat kelaminnya," ujar Meila membacakan isi salah satu laporan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dugaan pelecehan seksual yang dilakukan Ibrahim, kata Meila, terjadi di Indonesia dan Australia. Meila mengungkap, Ibrahim dikenal sebagai figur ustaz dan pembicara motivator di kalangan anak muda.

Dalam keterangan tersebut, Meila juga mengungkap Ibrahim merupakan mahasiswa di University of Melbourne serta penerima beasiswa 'Australia Award Scholarship'.

ADVERTISEMENT

Australia Award adalah program beasiswa yang diberikan oleh Pemerintah Australia melalui Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT) untuk membuka kesempatan bagi mahasiswa dari negara berkembang untuk belajar di Australia.

Kepada ABC, juru bicara DFAT mengatakan pihaknya sudah mengetahui tentang dugaan pelecehan seksual terhadap penerima beasiswanya. Mereka mengatakan universitas tempat Ibrahim belajar sedang menginvestigasinya.

Menanggapi laporan dan tuduhan di atas, Ibrahim membantah. Ibrahim mengunggah pernyataan klarifikasi tertulisnya di akun Instagram, pada Sabtu (2/5).

Sedangkan saat diwawancara ABC, Ibrahim membantah semua dugaan pelecehan seksual yang dialamatkan kepadanya dan mengatakan tuduhan pelecehan seksual ini telah merusak reputasinya.

Dia mengungkap, beberapa jadwalnya sebagai pengisi acara di aktivitas keagamaan selama Ramadhan dibatalkan oleh penyelenggara.

"Benar (semua acara dibatalkan), itu karena ada selebaran yang isinya saya sudah melakukan (pelecehan seksua), bukan lagi diduga. Seolah-olah saya sudah terbukti melakukan," kata Ibrahim.

Dalam kesempatan yang sama, Ibrahim bicara soal laporan dugaan pelecehan seksual saat dia menjual buku bimbingan belajar di kosnya di Yogyakarta.

"Nah, itu perlu bukti dulu. Artinya saya tidak bisa mengatakan iya atau tidak, begitu, karena saya tidak tahu pokok perkaranya seperti apa," kata Ibrahim tentang dugaan atas perbuatannya di Indonesia.

"Stand saya tetap sama. Itu kan artinya mereka menduga ... dalam bahasa lain belum memiliki bukti yang jelas dan saya tidak diberikan kesempatan klarifikasi apa-apa," kata Ibrahim.

Ibrahim juga membantah saat dikonfirmasi soal tuduhan pelecehan seksual yang dilakukannya di Melbourne.

"Kalau di Melbourne misalnya saya pernah, saya ingin tanya siapa orangnya? Kedua, kalau saya pernah dan bersalah, kenapa tidak segera dilaporkan ke pihak kampus atau pihak polisi?" kata Ibrahim.

Halaman 2 dari 2
(sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads